Isi Pidato Perdana Jokowi di SMU PBB, Dukung Kemerdekaan Palestina Hingga Sebut Kedamaian Belum Tercapai

Presiden Jokowi menekankan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

Isi Pidato Perdana Jokowi di SMU PBB, Dukung Kemerdekaan Palestina Hingga Sebut Kedamaian Belum Tercapai Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya secara virtual di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. (Biro Pers Setpres)

    Madiunpos.com, JAKARTA -- Untuk kali pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Secara virtual, Jokowi menekankan sejumlah poin dalam pidatonya. Salah satunya adalah dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

    "Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung (Konferensi Asia Afrika), yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya," kata Jokowi saat berpidato di Sidang Umum PBB yang juga disiarkan langsung YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/9/2020), seperti dilansir detik.com.

    Jokowi berpidato dalam Bahasa Indonesia. Namun, Jokowi beberapa kali menggunakan bahasa Inggris di sela-sela pidatonya.

    Kedamaian Belum Tercapai

    Jokowi juga menyinggung soal komitmen negara-negara ASEAN dalam menjaga perdamaian. Jokowi menyebut kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai dan sejahtera. "Di kawasan kami sendiri, bersama negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020 yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," ujarnya.

    Jokowi menegaskan pentingnya kerja sama antarnegara. Semangat kerja sama itu juga dibawa Indonesia ke kawasan Asia-Pasifik. "Spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on The Indo-Pacific," ungkap Jokowi.

    Jokowi menilai perdamaian dunia yang selama ini diimpikan belum tercapai. "75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Karena perang tidak akan menguntungkan siapapun, tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam," kata Jokowi.

    "Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum. Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia," ujar Jokowi.

    "Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan. Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Kita semua prihatin melihat situasi ini," imbuhnya.

    Ancaman Covid-19

    Jokowi juga menyinggung soal pandemi virus Corona (Covid-19). Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menghadapi pandemi yang terjadi di seluruh dunia.

    "Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini. Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin mengancam. Padahal kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win kepada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan," tandasnya.

    Sidang Majelis Umum PBB tahun ini untuk pertama kalinya digelar secara langsung dan virtual. Terdapat pembatasan jumlah delegasi yang diizinkan hadir secara fisik, sementara pejabat tinggi menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.