Jalur Gowes Wanita Berkemban di Malang Viral, Gimmick yang Bikin Bersepeda Jadi Enggak Sehat

Gimmick wanita berkemban dinilai tak pas untuk mempromosikan jalur gowes.

Jalur Gowes Wanita Berkemban di Malang Viral, Gimmick yang Bikin Bersepeda Jadi Enggak Sehat Foto tangkapan layar video jalur gowes wanita berkemban di Malang, Jatim. (detik.com)

    Madiunpos.comMALANG -- Ada banyak cara yang dilakukan untuk mempromosikan sebuah tempat wisata. Tapi yang dilakukan di Malang, Jawa Timur, ini cara promosinya mengundang kontroversi.

    Jadi, belakangan beredar sebuah video terkait kegiatan gowes di Malang. Kegiatan ini sekaligus untuk mempromosikan jalur sepeda. Baru dari nama jalur gowesnya saja sudah menuai kontroversi, yakni "jalur gowes gadis desa". Kontroversi semakin menjadi setelah di jalur sepeda itu ada gimmick wanita pakai kemban pura-pura mandi di kali dan bisa diajak berfoto.

    Lokasi jalur ini disebut-sebut berada di Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur. Video yang beredar di media sosial ini sontak viral.

    Jalur gowes gadis desa di Malang, Jawa Timur. (detik.com)

    Ketua Bidang Umum ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) DKI, Fatur Racavvara, meyakini keberadaan jalur gadis desa sebagai gimmick untuk menarik peserta. Iming-iming keunikan semacam itu terkadang ditujukan untuk merangsang minat pemula, sedangkan pesepeda yang sudah berpengalaman biasanya tidak akan terpengaruh.

    Dianggap Aib, Keluarga Pasien Covid-19 di Probolinggo Ogah Diisolasi, Mediasinya Alot

    "Mereka [pesepeda lama] akan lebih senang mencari track baru, meng-explore alam, jelajah jalur yang belum dilalui," jelas Fatur seperti dilansir detik.com, Minggu (13/9/2020).

    Soal adanya gadis-gadis di jalur gowes, Fatur melihatnya sebagai fenomena yang memang sering ditemukan di berbagai kegiatan. Golf misalnya, selalu menyediakan caddy perempuan dengan penampilan menarik, demikian juga balap motor dengan umbrella girl.

    "Saya ngeliatnya sih selama tidak merendahkan harkat wanita, saya pikir fine-fine aja apalagi ketika rencananya untuk meningkatkan pariwisata daerah. Cuman kalau ada pakai kemban itu kan udah melecehkan harkat wanita itu yang saya nggak setuju sebenarnya," lanjut Fatur.

    "Sebaiknya ditiadakan hal yang kaya gitu. Stigmanya akan menjadi negatif," tegasnya.

    Update Covid-19 Jatim: Tambah 249, Total Kasus Tembus 38.088

    Sementara, praktisi kesehatan olahraga, dr Andhika Raspati SpKO, menyebut memang ada banyak motivasi seseorang bersepeda. Idealnya memang untuk bugar, tapi tak sedikit yang hanya ingin pansos alias panjat sosial dengan pamer konten di Instagram dan sejenisnya.

    Perempuan jadi Objek

    Sah-sah saja menurut dr Dhika, jika seseorang mengawali olahraga dengan motivasi untuk pansos. Dari situ akhirnya bisa berlanjut jadi gaya hidup yang menyehatkan. Namun menurutnya, motivasi bersepeda tidak harus menjadikan perempuan sebagai objek.

    "Nah ini sekarang baru lagi nih, motif baru mungkin. Nggak cuman sekedar sehat gitukan, nggak cuman buat bugar tapi kok ngarahnya ke sana," kata dr Dhika.

    Menurut dia, gimmick atau iming-iming yang tepat bisa mendorong orang untuk mau mulai berolahraga. Seperti bagi-bagi minuman gratis untuk pesepeda, atau diskon khusus pesepeda. Gimmick semacam ini lebih sehat dibanding iming-iming kemban.

    Pria di Jombang Berusaha Bunuh Diri Seusai Tusuk Perut Istri

    "Misalnya masyarakat sekitar ada bagi-bagi buah, ada bagi-bagi kopi kek apa gitu. Lebih sehat juga dan ya lebih baik pastinya," kata dr Dhika.

    Lebih lanjut, edukasi juga diperlukan untuk lebih mengarahkan motivasi berolahraga. Dari yang semula hanya mengejar gimmick, lama-lama diluruskan jadi mengejar bugar dan sehat.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.