Jangan Mudah Percaya, Inilah Fakta dan Mitos tentang Cegukan

Cegukan menjadi kondisi yang umum dialami setiap orang. Namun ada beberapa fakta dan mitos tentang cegukan yang belum banyak orang ketahui.

Jangan Mudah Percaya, Inilah Fakta dan Mitos tentang Cegukan Ilustrasi cegukan. (hellosehat.com)

    Madiunpos.com, MADIUN – Semua orang pasti pernah mengalami cegukan. Bagaimana rasanya? Pasti tidak nyaman sekali. Cegukan merupakan keluhan yang umum dialami banyak orang.

    Cegukan adalah  kontraksi involter diafragma yang berlangsung secara berulang-ulang disertai dengan penutupan katup glotis secara tiba-tiba. Hal tersebut menyebabkan munculnya bunyi “hik” disertai dengan perasaan tersendat di kerongkongan.

    Meski cukup umum terjadi, ada beberapa fakta dan mitos tentang cegukan. Bahkan beberapa diantaranya cukup unik dan masih belum terpikirkan sebelumnya.

    Agar tidak keliru, ketahui fakta dan mitos tentang cegukan seperti dilansir dari parenting orami.co.id pada Rabu (16/12/2020).

    Ngeri! 48 Kambing di Kuningan Mati Misterius

    1. Benarkah cegukan bisa sebabkan kematian?

    Cegukan sebenarnya bukanlah kondisi berbahaya. Cegukan terjadi karena kontraksi spontan (kejang) otot diafragma yang tiba-tiba. Ketika otot kejang, pita suara menutup, menghasilkan suara cegukan.

    Namun, cegukan yang terjadi lebih dari 48 jam bisa jadi tanda kerusakan saraf atau iritasi, yang disebabkan oleh tumor atau kista di sekitar leher, refluks asam lambung, atau radang tenggorokan. Jika cegukan yang Anda alami disebabkan hal itu, penyakit tersebutlah yang akan menyebabkan kematian, bukan cegukan itu sendiri.

    1. Cegukan tanda bertambah besar

    Apakah Anda pernah mendengar mitos cegukan ini? Di daerah Jawa, banyak orang yang mengatakan anak yang cegukan akan bertambah besar dan tinggi.

    Menurut mereka, cegukan dapat menarik otot-otot tulang hingga menjadikan anak bertambah tinggi. Hal ini tentu saja hanya mitos.

    Cegukan biasa terjadi karena makan terlalu cepat, makan atau minum terlalu banyak, minum minuman bersoda dan beberapa kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan cegukan. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan bertumbuh besar atau tinggi.

    Pergoki Restoran Jorok, Driver Ojek Online Tuai Kontroversi

    1. Tahan napas untuk menghentikan cegukan

    Pasti Anda sering diminta untuk menahan napas untuk menghentikan cegukan bukan? Menurut Tyler Cymet, kepala pendidikan kedokteran di American Association of Colleges of Osteopathic Medicine, dia sudah melakukan studi selama 5 tahun yang melibatkan 54 pasien rumah sakit dengan cegukan, tapi tidak ada satupun teknik yang terbukti efektif menghilangkan cegukan termasuk menahan napas.

    Namun ada juga studi yang menyatakan jika metode menahan napas dapat membuat tubuh mempertahankan karbondioksida, yang diperkirakan dapat merilekskan dan menghentikan kejang diafragma penyebab cegukan. Meskipun ada yang sudah meneliti dan mengatakan ini hanya mitos, Anda tetap dapat mencoba cara ini.

    1. Emosi berlebihan menyebabkan cegukan

    Dokter senior Anthony L. Komaroff, M.D., dilansir dari Harvard Health Publishing, mengatakan bahwa stres, terlalu  bersemangat, dan emosi berlebihan serta mendadak lainnya dapat menjadi penyebab cegukan.

    Meski menurut para ilmuwan belum ada satupun pemicu yang jelas bagaimana cegukan bisa terjadi, tapi emosi berlebihan seringkali terbukti menjadi salah satu pemicunya. Cara-cara alami yang sering alami yang sering Anda ketahui juga sebenarnya tidak pernah terbukti secara ilmiah, cara-cara tersebut hanya dipercaya dapat membuat diri Anda rileks dan menghentikan cegukan tersebut.

    Menaker Berharap Program Bantuan Subsidi Upah Berlanjut di 2021

    1. Janin juga mengalami cegukan

    Ini adalah fakta cegukan lain yang benar terjadi. Ternyata yang bisa mengalami cegukan bukan hanya bayi hingga orang dewasa , tapi janin yang masih ada di dalam rahim juga bisa mengalaminya.

    Cegukan bayi di dalam rahim adalah gerakan-gerakan kecil yang dilakukan diafragma bayi ketika dia mulai berlatih bernapas. Saat bayi menarik napas, cairan ketuban memasuki paru-parunya, menyebabkan dia mengembangkan diafragma untuk berkontraksi.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.