Jelang Iduladha, Masyarakat Desa Ngancar di Ngawi Gelar Nyadran

Ritual Nyadran dilakukan warga Dusun Ngasinan, Desa Ngancar, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, untuk menyambut Hari Raya Iduladha.

Jelang Iduladha, Masyarakat Desa Ngancar di Ngawi Gelar Nyadran Masyarakat membawakan sadranan ke Sendang Mbanchik sebagai ritual Nyadran. (Instagram/@visit_ngawi)

    Madiunpos.com, NGAWI – Menjelang Hari Raya Iduladha, masyarakat Desa Ngancar, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menggelar acara nyadran. Ritual yang telah digelar turun temurun ini dilaksanakan di Sendang Mbanchik di desa setempat.

    Melansir unggahan akun Instagram @visit_ngawi, Sabtu (25/7/2020), tradisi ini diikuti puluhan warga Dusun Ngasinan, Desa Ngancar. Sendang Mbanchik sendiri diyakini oleh warga sekitar sebagai tempat keramat dan angker.

    Nyadran berasal dari kata “Sraddha” yang berarti keyakinan. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Islam. Dalam kalender Jawa, Iduladha sering disebut sebagai “Besaran”. Sehingga, acara nyadran juga disebut sebagai acara besaran untuk menyambut datangnya Hari Raya Iduladha.

    MUSRENBANG MADIUN : Asyik, Tradisi Bersih Desa Bakal Dibiayai Pemerintah

    Tradisi unik ini biasanya diadakan sebulan sebelum Ramadan atau pada tanggal 10 Rajab, atau 15, 20, dan 23 Ruwah. Tujuannya untuk menghormati para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

    Ritual ini hampir tidak pernah terlewat karena dirasa penting bagi masyarakat Jawa. Adapun rangkaian acaranya berupa upacara pembersihan makam, tabur, bunga, dan acara selamatan yang biasanya disertai dengan bancakan.

    Cara Berbeda

    Namun, masing-masing daerah memiliki cara yang berbeda dalam melakukan ritual ini. Di beberapa daerah, masyarakat membersihkan makam sambil membawa sadranan yang terdiri atas nasi, sayur, dan lauk pauk yang diletakkan di sebuah keranjang, seperti yang dilakukan warga Dusun Ngasinan ini.

    Masyarakat Pacitan Gelar Ritual Baritan untuk Tangkal Pagebluk

    Sadranan tersebut ditinggalkan di lokasi makam beserta sejumlah uang untuk pengelolaan makam. Setelah itu, sadranan dibagikan kepada anak-anak dan fakir miskin yang telah menunggu di luar lokasi makam.

    Melalui hal tersebut, diharapkan manusia dapat semakin menyadari bahwa setiap insan pasti memiliki derajat yang sama di hadapan Tuhan. Hal ini juga diharapkan dapat mewujudkan rasa kekeluargaan dan kerukunan di masyarakat sekitar.

    View this post on Instagram

    Apakah tempat kalian sudah Nyadran seperti yang di lakukan Masyarakat Desa Ngancar ini Puluhan warga masyarakat Dusun Ngasinan Desa Ngancar Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi melangsungkan acara Nyadran yang bertempat di "Sendang Mbanchik", sendang yang diyakini keramat dan angker. Nyadran merupakan tradisi peninggalan nenek moyang tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa secara turun temurun Tradisi ini merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dan Islam. Kata "Nyadran" berasal dari kata "Sraddha" yang berarti keyakinan. Dalam kalender Jawa Idul Adha sendiri sering disebut juga sebagai (Besaran) sehingga acara Nyadran disebut juga sebagai acara (Besaran) untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha. Source : @pemdes.ngancar #VisitNgawi #Ngawi #nyadran #tradisijawa

    A post shared by Visit Ngawi (@visit_ngawi) on



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.