Kabar Duka, Perawat RSI di Surabaya meninggal Akibat Covid-19

Perawat Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani Surabaya, Sulastri yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Kabar Duka, Perawat RSI di Surabaya meninggal Akibat Covid-19 Perawat RSI Ahmad Yani, Sulasti yang meninggal dunia. (Antaranews.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah. Kali ini seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani Surabaya bernama Sulastri dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (1/7/2020) akibat terinfeksi virus corona jenis baru atau Covid-19.

    "Benar, dari keterangan yang kami dapat, beliau meninggal dunia akibat Covid-19," kata Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Prof Nursalam saat dikonfirmasi, Rabu.

    Sudah 10 Dokter di Surabaya Tumbang Karena Covid-19

    Nursalam mengatakan perawat tersebut merupakan magister keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Sulastri meninggal setelah dirawat selama lima hari di RSI Ahmad Yani Surabaya.

    Sulastri mengalami gejala terjangkit virus corona jenis baru. Hasil pemeriksaan dan tes menujukkan dia terkonfirmasi positif Covid-19.

    "Tanggal 26 Juni 2020 beliau [Sulastri] opname di RSI A Yani, meninggal tadi [Kamis] pukul 11.50 WIB di ruang ICU," ucap Nursalam seperti dilansir dari Antaranews.com.

    Begini Sejarah Hari Bhayangkara yang Banyak Orang Tidak Tahu

    Nursalam mengungkapkan Sulastri merupakan perawat yang sehari-harinya bertugas di bagian rawat inap RSI Ahmad Yani Surabaya.

    Ia berharap Sulastri menjadi kasus terakhir perawat yang meninggal dunia karena Covid-19. Meskipun potensi penularan Covid-19 terhadap perawat paling tinggi dibandingkan profesi lain di bidang kesehatan.

    Percepat Penanganan Pasien Covid-19, Pemprov Jatim Siapkan Sistem Rujukan Satu Pintu

    "Perawat bekerja 24 jam memenuhi kebutuhan pasien dari A sampai Z. Kalau profesi lain membantu semua tindakan mulai buang air besar dan kecil. Berarti risiko untuk tertular lebih tinggi. Ini bisa menjadi catatan," ujarnya.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.