Kejahatan Siber di Jatim Meningkat, Sebagian Pelakunya Anak SD

Kejahatan siber tahun ini cenderung meningkat, pelakunya kebanyakan anak-anak.

Kejahatan Siber di Jatim Meningkat, Sebagian Pelakunya Anak SD Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan. (detik.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Kasus kejahatan melalui dunia maya atau cyber crime di Jatim dari tahun ke tahun ada kecenderungan meningkat. Indikatornya adalah semakin banyak laporan yang masuk ke Polda Jatim tentang kejahatan ini pada 2019.

    Ironisnya, kebanyakan pelaku cyber crime ini adalah anak-anak. Bahkan ada yang usia anak SD.

    Kapolda Jatim, Irjen Luki Hermawan, saat Anev Akhir Tahun Polda Jatim mengungkapkan sepanjang 2019 pihaknya menangani 32 kasus cyber crime. Kejahatan tradisional seperti pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, dan penyalahgunaan narkoba juga naik jumlahnya.

    "Tapi yang mungkin lebih ini adalah siber, ini mulai nampak terus meningkat," papar Kapolda di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (24/12/2019), seperti dilansir detik.com.

    Selain itu, Kapolda menyebut pihaknya akan melakukan sosialisasi di sekolah dasar. Karena saat melakukan patroli siber, Luki mendapati fakta banyaknya anak SD yang tidak melakukan pelanggaran ITE.

    "Kami sudah lakukan untuk siber ini kami menyampaikan penyuluhan udah mulai ke sekolah-sekolah. Dari tingkatnya SD, karena ada banyak sekali kalau kita mau ungkap saat patroli di dunia maya, banyak anak-anak kecil yang tidak paham," imbuhnya.

    Kapolda juga berpesan kepada guru-guru SD untuk ikut mengingatkan muridnya agar tidak melakukan perbuatan menyimpang di dunia maya.

    "Setelah kami datangi ternyata masih umur 10 tahun, dari sinilah kami selalu menyampaikan kepada guru-guru untuk ikut membantu karena siber ini lebih banyak ditakutkan oleh kelompok anak-anak dan ada juga orang-orang yang dewasa," lanjut Luki.

    Selain itu, Kapolda menyebut adanya pelanggaran ITE ini karena kurangnya pengarahan. Misalnya saja pelaku spamming kartu kredit WNA beberapa waktu lalu.

    "Karena kurangnya pengarahan, kurangnya perhatian seperti kemarin kejadian spamming yang pelakunya banyak anak-anak juga ini nanti menjadi perhatian khusus kami," pungkasnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.