Kisah di Balik Lagu-lagu Ambyar Didi Kempot yang Digandrungi Milenial

Banyak makna dalam lagu Didi Kempot yang bertemakan patah hati

Kisah di Balik Lagu-lagu Ambyar Didi Kempot yang Digandrungi Milenial Penyanyi Didi Kempot tampil membawakan sejumlah lagu hits-nya pada hari pertama Synchronize Fest 2019 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019). (Antara)

    Madiunpos.com, SOLO -- Mengawali karier sebagai musisi jalanan di Solo membuat Didi Kempot mahir seni tarik suara. Dari pengalamannya patah hati di usia muda, Didi kempot kemudian menciptakan lagu-lagu tentang patah hati. Karena lagu-lagunya tersebut, ia dijuluki The Godfather of Brokenheart oleh para penggemarnya yang menyebut diri mereka Sobat Ambyar.

    Ternyata, dari balik lagu-lagu ambyar yang ia ciptakan semuanya punya makna. Dikutip dari Boombastis, simak ulasan berikut ini :

    Didi Kempot Akan Dimakamkan Di Ngawi

    Sewu Kutha

    Sewu Kutha uwes tak liwati, sewu ati tak takoni. Mendengar lirik lagu tersebut, Anda pasti langsung bisa menyanyikan lagunya kan?

    Tembang yang diterjemahkan sebagai Seribu Kota ini memang tak pernah lekang oleh zaman. Jika dilihat dari liriknya, Sewu Kutha mengisahkan tentang seseorang yang mencari kekasihnya yang baru saja pergi.

    Karena merasa sangat rindu maka ia mencari kekasihnya hingga ke Seribu Kota. Namun sayangnya, ia tidak menerima kabar tentang keberadaan sang kekasih.

    Akan tetapi, si pelantun lagu, Didi Kempot, mengungkapkan bahwa Sewu Kutha tak hanya dimaknai tentang cinta antara pasangan semata. Rasa cinta terhadap siapa pun, terhadap sesama manusia, sepenuh doa.

    Didi Kempot Sempat Bertelepon Dengan Wali Kota Solo Sebelum Meninggal

    Stasiun Balapan

    Stasiun Balapan adalah lagu Didi Kempot yang rilis pada tahun 1999. Lagu ini berkisah tentang seseorang yang punya kenangan pahit di Stasiun Balapan, Solo. Ia mengantar kekasihnya pergi dengan air mata mengalir di pipi. Lalu, sang kekasih mengatakan akan pulang dalam waktu sebulan dua bulan.

    Nyatanya, ia tak pernah lagi muncul setelah itu. Ceritanya kurang lebih seperti Cinta yang mengantar Rangga ke bandara di film AADC. Janji selalu mengabari, sampai 14 purnama Rangga menghilang tanpa kabar, meninggalkan hati yang luka.

    Cintaku Sekonyong-Konyong Koder

    Cintaku Sekonyong-Konyong Koder ini sebenarnya tidak punya makna tertentu seperti dua lagu di atas. Disebut sekonyong-konyong koder karena bisa terjadi begitu saja. Tiba-tiba suka dengan seseorang tanpa ada alasan yang jelas. Dalam lagu ini, sang penyanyi jatuh cinta pada gadis cantik penjual lemper.

    Mungkin, dalam kehidupan sehari-hari, kita pun pasti pernah merasakan jatuh cinta yang sekonyong koder. Karena melihat sekilas seseorang, tiba-tiba saja suka. Karena dalam konsepnya, cinta macam ini bisa terjadi kepada siapa pun dan di mana pun juga.

    Apakah Henti Jantung Sama Dengan Serangan Jantung?

    Parangtritis

    Kita tahu kalau Parangtritis adalah salah satu pantai di Yogyakarta. Lagu ini lagi-lagi menceritakan tentang kenangan pahit dengan seseorang di pantai Parangtritis.

    Si penyanyi sendiri ingin menangis saat ingat pantai tersebut. Karena ia hanya menunggu janji manis sang kekasih yang ternyata hanya bohong belaka.

    Mungkin anda yang pernah punya kenangan putus, atau mungkin pernah berjalan bersama mantan pacar di sini, mendengarkan lagu Parangtritis akan semakin mengena.

    Suket Teki

    Dalam bahasa Jawa, suket teki adalah rumput gulma yang menjadi pengganggu tanaman. Meski judulnya sederhana, ada banyak hal yang bisa diselami dari lagu ini.

    Mengisahkan orang yang kecewa dengan kekasihnya, yang sudah ia kasihi dengan sepenuh hati tapi nyatanya tak membalas baik kebaikan si pemberi.

    Kabar Duka! Didi Kempot Meninggal Dunia

    Ibarat seseorang yang sudah susah payah merawat padi di sawah, yang tumbuh malah rumput belaka atau suket teki.

    Lagu ini dibuat Didi Kempot, namun kemudian dipopulerkan oleh Nella Karisma dalam irama koplo pada tahun 2017 lalu.

    Itulah beberapa lantunan lagu Didi Kempot yang menemani kegalauan para milenial. Namun sang legendaris kini telah tutup usia.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.