KISAH INSPIRATIF : Pengrajin Ponorogo Ubah Ban Bekas Jadi Sofa Nan Menawan

KISAH INSPIRATIF : Pengrajin Ponorogo Ubah Ban Bekas Jadi Sofa Nan Menawan Pengrajin sofa dari bahan ban bekas, Eko Rosandi, menunjukkan sofa hasil kreativitasnya di rumah produksi yang ada di Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo, Kamis (19/10/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Kisah inspiratif, ban bekas yang tak bernilai disulap Eko menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Biasanya ban bekas hanya tersimpan di gudang atau menumpuk di bengkel-bengkel mobil. Ban bekas tersebut dibuang atau dijual kepada pengrajin-pengrajin yang bisa mengolah barang rongsok itu menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.

    Bagi Eko Rosandi, 40, warga Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo, ban-ban bekas tersebut disulap menjadi sofa berdaya guna dan bernilai ekonomis tinggi.

    Ditemui di rumah produksinya, Kamis (19/10/2017) siang, tumpukan kursi berbentuk lingkaran dengan beragam warna terpajang di depan rumah. Sofa-sofa cantik ini diberi nama sofa Kursan yang memiliki kepanjangan kursi santri.

    Pemilik dan perajin sofa berbahan ban bekas ini, Eko Rosandi, mengatakan tidak menyangka kursi kreasinya bisa laku dan diterima oleh masyarakat. Kursi tersebut berbahan utama ban bekas mobil yang dibelinya dari bengkel-bengkel yang ada di Ponorogo.

    Dia menceritakan awal mula memiliki ide untuk membuat kursi dari ban bekas yaitu sejak 2015. Saat itu, dirinya yang telah lama berkecimpung di dunia kerajinan ban bekas ini ingin memanfaatkan ban bekas lebih memiliki nilai jual.

    Kemudian terbesit ide membuat sofa atau kursi dari ban bekas tersebut. Namun, ide tersebut tidak langsung dieksekusi oleh bapak tiga anak ini. Baru awal 2017 lalu, Eko mulai membuat kerajinan yang terbuat dari barang yang sebagian besar orang tidak dimanfaatkan ini.

    Saat itu, Eko membuat satu set kursi dan meja dari ban bekas. Ternyata, kursi kreasinya diminati temannya dan langsung laku terjual.

    Dari mulut ke mulut, akhirnya banyak pesanan datang untuk dibuatkan kursi ban bekas itu. Apalagi saat musim puasa, permintaan pembuatan kursi ban bekas ini semakin tinggi.

    "Satu set ada empat kursi dan satu meja," ujar dia.

    Untuk proses pembuatannya yaitu awalnya ban bekas dibersihkan kemudian bagian tengan dipasang karet dan diberi busa. Setelah seluruhnya tertata sempurna, barulah ditutup dengan kain vinyl dan kemudian distaples.

    Tidak hanya sampai di situ, kemudian untuk kursi dipasangi empat besi sebagai kaki. Sedangkan meja dipasangi empat besi sebagai kaki dan kaca di atasnya. Jadilah satu set meja kursi dari ban bekas. Diameter meja dan kursi tersebut sekitar 60 meter dengan ketinggian sekitar 100 meter. Khusus untuk meja menggunakan dua buah ban bekas yang ditumpuk.

    "Pembuatan satu set meja kursi ini dibutuhkan waktu sekitar tiga hari. Biasanya pembuatan meja kursi ini dibantu oleh anak-anak asuh saya," jelas suami dari Triana Sari Tilawah ini.

    Harga satu set kursi dan meja ini dibanderol dengan harga Rp1,6 juta hingga Rp2,5 juta. Perbedaan harga ini dipengaruhi dari kain vinyl dan kualitas busa yang digunakan. Semakin bagus kualitas kain vinyl dan busanya maka harganya akan semakin mahal.

    Pemesan kursi meja dari ban bekas ini tidak hanya dari wilayah Ponorogo saja. Melainkan sudah dijual ke Depok, Tasikmalaya, Sidoarjo, dan Jombang. Untuk promosi, dia mengaku hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Sehingga kualitas barang kreativitas yang dihasilkan pun sangat diperhatikan.

    "Alhamdulillah selama ini tanggapan pelanggan bagus dan tidak ada keluhan," ujar dia.

    Berbagai inovasi kini sedang dikerjakan seperti menambah sandaran di kursi tersebut atau membuat bentuk lain yang menarik.

    Eko menceritakan sebelum memproduksi kursi dan meja berbahan ban bekas, terlebih dahulu dirinya berkreasi membuat tempat sampah dari ban bekas. Dari usahanya tersebut, kini dirinya bisa menghidupi istri dan ketiga anaknya. Selain itu, dirinya juga memiliki 84 anak asuh yang biaya hidup dan sekolahnya ditanggung oleh Eko.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.