Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-3)

Achmad Irfandi, pemuda asal Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, menginisiasi pendirian Kampung Lali Gadget untuk mengurangi dampak kecanduan internet bagi anak-anak.

Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-3) Penggagas Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi, memberikan pengarahan kepada anak-anak saat bermain lumpur di Seorang anak bermain permainan tradisional sepatu kuda di kawasan Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (26/12/2021). (Abdul Jalil/Solopos.com)

    Madiunpos.com, SIDOARJO -- Irfandi meyakini kecanggihan teknologi dan kecepatan internet akan mendukung perkembangan pengetahuan anak. Namun, ketika anak sudah kecanduan terhadap gadget justru yang didapat adalah hal-hal negatif. Untuk itu, penggunaan gawai bagi anak perlu diawasi dan dibatasi.

    Anak-anak usia sekolah dasar kini sebagian besar sudah dipegangi handphone oleh orang tuanya. Bukan hanya untuk kebutuhan sekolah online saja, tetapi juga untuk kebutuhan hiburan serta alat bermain.

    Meski telah dipegangi handphone, ternyata sebagian besar anak tidak dibekali dengan literasi digital oleh orang tuanya.

    Pria Ini Tipu Penjual Motor Sport di Situs Jual Beli Online, Begini Modusnya

    “Padahal literasi digital ini sangat penting diberikan ke anak. Supaya anak-anak terarah saat browsing di internet. Ini yang belum diimbangi,” kata peraih Pemuda Pelopor Provinsi Jawa Timur itu.

    Irfandi bahkan melihat bahwa banyak anak-anak tidak memahami etika dalam penggunaan media sosial dan aplikasi perpesanan instan. Dia mencontohkan saat menghubungi orang tua melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, mereka kerap tidak menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menggunakan kata salam.

    Keceriaan anak-anak saat bermain lumpur di area persawahan komplek Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (26/12/2021). (Abdul Jalil/Solopos.com)

    “Begitu juga di media sosial, anak-anak itu tidak bisa berkomunikasi baik dengan orang yang lebih tua. Ini karena mereka tidak pernah dibekali bagaimana menggunakan media sosial yang baik. Ini salah satu yang ingin kita ubah,” ujar dia.

    Pihaknya juga menggandeng sejumlah sukarelawan untuk membantu mengajarkan mengenai parenting bagi orang tua. Menurut dia, orang tua pun harus diberi pemahaman supaya bisa melindungi anak-anak dari dampak buruk kecanggihan teknologi komunikasi.

    Teka-Teki Penyebab Kematian Perempuan Muda di Indekos Madiun Terungkap, Begini Ceritanya

    “Jadi, saat anak-anaknya sedang bermain dengan teman sebayanya. Orang tuanya yang mendampingi juga diberi pengarahan. Kita adakan pelatihan parenting bagi orang tua. Itu biasanya ada sukarelawan yang memang bergiat di bidang parenting maupun seorang psikolog yang hadir di Kampung Lali Gadget,” terang penyandang gelar Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Surabaya itu. (bersambung)



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.