KISAH INSPIRATIF : Pria Madiun Berkreasi Jadi Pengrajin Stik Bambu Usai Alami Patah Tangan

Kisah inspiratif, seorang pria di Kota Madiun menjadi pengrajin stik bambu setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Madiunpos.com, MADIUN — Singgih Hermawan, 35, antusias memperlihatkan berbagai barang hasil kreasinya dari bambu kepada Madiunpos.com di rumahnya, di Jl. Mangga XI, Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Beberapa barang hasil kreasinya berupa replika rumah, gazebo, vespa, ontel, dan lainnya ditata rapi di meja.
Singgih bercerita baru pertengahan 2016 lalu berkreasi dengan memanfaatkan stik bambu yang banyak dijumpai di Madiun. Stik bambu itu dirangkai dengan penuh ketelatenan dan keuletan hingga membentuk sebuah karya yang menarik dan indah.
Replika rumah pedesaan misalnya, Singgih menganggap karya ini menjadi salah satu karya terbaiknya yang dibuat dengan penuh ketelitian dan perasaan cinta. Bahkan, dia menganggap replika rumah pedesaan ini menjadi karya terbaiknya selama menjadi perajin stik bambu. Tak heran, replika rumah ini dilirik oleh warga Jerman.
Singgih menceritakan awal membuat karya dari stik bambu ini saat dirinya sedang dirundung nestapa. April 2016, dia mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tangannya patah. Kala itu, Singgih yang masih bekerja sebagai karyawan di toko mebel di Kota Madiun pun akhirnya berhenti dan menjalani perawatan di rumah.
“Saat kecelakaan itu, tulang tangan saya patah. Sehingga tidak bisa bekerja dan saya berhenti menjadi karyawan di toko mebel,†kata dia, Kamis (1/3/2018).
Berlama-lama di rumah membuatnya memiliki ide untuk berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah. Saat itu, Singgih menemukan sebatang kayu di samping rumahnya. Kayu itu kemudian diukirnya. Mengukir kayu ini juga menjadi salah satu cara untuk melemaskan otot di pergelangan tangannya yang telah lama kaku karena terpasangi pen.
Namun, ternyata kayu tersebut sangat keras sehingga susah untuk diukir. Sehingga uji cobanya yang pertama dalam berkarya pun gagal. Kegagalan itu tidak membuanya patah semangat. Pria yang masih single itu pun mencoba peruntungan dengan membuat kerajinan dari koran bekas. Setelah dilakukan pengerjaan, ternyata membuat kerajinan dari koran bekas ongkosnya terlalu mahal.
“Kerajinan dari koran bekas ini cukup ribet. Karena koran harus dilinting dulu kemudian dilem. Terus lemnya juga harus pakai lem tembak. Hla harga lemnya itu mahal,†ujar lulusan SMK Gamaliel Madiun itu.
Singgih kemudian mendapatkan saran dari pamannya untuk mencoba membuat kerajinan dengan bahan baku stik bambu dan lidi bambu yang biasanya digunakan untuk membuat sangkar burung.
Dari situ, dia pun mulai berlatih dan membuat kerajinan dari stik bambu. Bahan bakunya pun mudah dan murah. Sebanyak 1.000 batang stik bambu dengan harga Rp75.000.
Stik bambu yang digunakan jenis bambu apus. Karena bambu jenis ini lentur dan kuat sehingga mudah dibentuk jadi sebuah replika atau miniatur.
Karya pertama yang dibuatnya yaitu miniatur rumah perdesaan. Setelah itu, Singgih pun mencoba dengan berbagai bentuk replika seperti vespa, ontel, gazebo, mobil, dan lainnya. Dia juga mengembangkan dengan membuat gantungan kunci, pigura, lampu hias, dan tempat rokok serta korek.
Seluruh kerajinan itu dibuat secara manual, sehingga Singgih kesulitan memproduksi massal. Untuk satu miniatur, kata dia, setidaknya dibutuhkan waktu tiga hari sampai dua pekan. Bila miniatur rumit, dia butuh waktu lebih lama untuk membuatnya.
“Memang butuh kesabaran dan ketelitian. Semisal untuk membuat bentuk lingkaran, saya harus perlahan membuatnya melingkar tanpa membuat stik bambu patah. Itu yang butuh kesabaran,†terang Singgih.
Mengenai harga kerajinan tangannya, ujar dia, berbeda-beda. Dia menyebut harga ditawarkan mulai dari Rp10.000 hingga Rp300.000. Untuk pembelian juga tidak bisa langsung, harus menggunakan sistem order. Hal ini karena dirinya tidak membuat kerajinan secara massal.
Editor : Rohmah Ermawati
Baca Juga
- Tambah Fasilitas Publik, Cara Karta Madiun, Ngawi, Magetan Bangun Desa di Ramadhan Heppiii
- Salut! Mantan Karyawan di Madiun Ini Sukses Bikin Produk Perawatan Kendaraan, Omzet Capai Rp100 Juta/Bulan
- Inspiratif! Anak Petani Asal Magetan Ini Raih Beasiswa Kuliah di Kanada
- Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-5/Habis)
- Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-4)
- Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-3)
- Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Tempat Anak-Anak Bergembira Tanpa Gawai (Bagian-2)
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.