Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (Bagian 1)
Puluhan tahun warga di pedalaman hutan Madiun hidup tanpa dialiri listrik, tetapi kini mereka bisa menikmati listrik setelah mendapatkan bantuan panel surya dari pemerintah.
Madiunpos.com, MADIUN -- Warsito, 40, kini tidak perlu lagi keluar dari hutan untuk mengisi baterai telepon selulernya. Dia kini sudah bisa mengisi baterai ponsel di rumahnya sendiri di tengah hutan, Dukuh Sekalus, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Perubahan ini dirasakan sejak dua tahun silam setelah dukuhnya mendapatkan bantuan berupa tenaga listrik panel surya dari pemerintah. Bukan hanya untuk kebutuhan mengisi daya ponsel, tetapi ketersediaan listrik juga telah menerangi kampungnya yang berada di tengah-tengah hutan milik Perhutani.
Sebelum memiliki listrik sendiri, Warsito bercerita dirinya harus keluar dari hutan yang jaraknya sekitar 7 km dengan kondisi jalan makadam atau bebatuan. Bagi warga setempat untuk sampai di kampung yang telah dialiri listrik membutuhkan waktu antara 30 menit sampai 45 menit dengan mengendarai sepeda motor yang sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi jalan.
Angin Puting Beliung Terjang Madiun, 500-an Rumah Rusak
Untuk mengisi daya baterai ponsel sampai penuh, setidaknya membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Selama waktu menunggu pengisian itu, biasanya ia memanfaatkan dengan berbagai aktivitas, seperti berjualan di pasar.
“Kalau sudah penuh baterai ponselnya, saya kemudian pulang. Biasanya pengisian daya sampai penuh bisa untuk tiga sampai empat hari,” kata Warsito saat ditemui Madiunpos.com di rumahnya, Sabtu (20/11/2021).
Bagi Warsito yang merupakan ketua RT di kampung Sekalus, ponsel merupakan alat komunikasi yang penting untuk menunjang aktivitasnya. Saat ada kegiatan rutinan tetangga yang ada di luar hutan, pemberitahuannya melalui handphone. Begitu juga untuk menunjang kegiatan berjualan di Pasar Cermo, juga menggunakan handphone.
“Jadi, kalau ada kumpulan di tingkat RW atau desa, pemberitahuannya ya melalui HP. Jadi memang alat komunikasi ini sangat penting. Karena saya di sini sebagai ketua RT dan yang diandalkan untuk keluar masuk hutan. Sebagian besar warga di sini kan sudah lanjut usia,” kata dia.
Ironis! Pelaku Perusakan UMKM Madiun Pernah dapat Reward dari Kapolres
Pada tahun-tahun sebelumnya, kehidupan di Dukuh Sekalus hanya sampai selepas waktu Magrib. Setelah itu, kampung benar-benar menjadi gelap. Karena memang tidak ada pencahayaan lampu. Warga setempat menggunakan lampu ublik yang berbahan bakar minyak.
Anak-anak berusia sekolah pun terpaksa harus lebih berusaha keras untuk membaca buku-buku pelajaran dengan penerangan yang minim. Ketika malam tiba, anak-anak pun harus cepat-cepat masuk ke rumah karena tidak ada penerangan di luar rumah.
Namun, cerita lama itu kini sudah berganti. Sejak pertengahan 2020, Warsito dan belasan warga yang tinggal di kampung Sekalus sudah memiliki daya listrik sendiri. Warga kampung itu mendapatkan bantuan berupa panel surya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Melalui panel surya berkapasitas 150 watt itu, warga kini bisa menikmati listrik untuk berbagai kebutuhan hidup.
“Kini saya tidak perlu repot-repot keluar hutan untuk mengisi daya baterai handphone. Di rumah sudah bisa mengisi daya baterai. Komunikasi untuk keperluan dagang dan kegiatan sosial pun bisa dijangkau. Apalagi di sini sinyal juga sudah ada,” ujar bapak dua anak itu.
Selain itu, rentang waktu kehidupan di kampung tengah hutan tersebut juga lebih panjang. Sebelum ada listrik, warga hanya beraktivitas sampai pukul 18.00 WIB. Setelah itu rumah menjadi gelap gulit. Tetapi setelah ada listrik, warga kini bisa beraktivitas pada malam hari. Anak-anak usia sekolah pun lebih leluasa dalam belajar di malam hari. (bersambung)
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Simak Jadwal Pemadaman Listrik di Wilayah Madiun & Caruban, Rabu 25 Januari 2023
- Simak Jadwal Pemadaman Listrik di Ngawi Sabtu Ini
- Cerita Warga Pedalaman Hutan Madiun Penuhi Kebutuhan Harian
- Mengenal Sekalus, Kampung Tengah Hutan Madiun yang Dihuni 10 Keluarga
- Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (bagian 3-habis)
- Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (bagian 2)
- Geram! PLN Gandeng Kepolisian untuk Tertibkan Warga yang Bermain Layang-Layang
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.