LONGSOR NGANJUK : Sukarelawan Ajak Bermain Anak-Anak di Lokasi Rawan Longsor

LONGSOR NGANJUK : Sukarelawan Ajak Bermain Anak-Anak di Lokasi Rawan Longsor Anggota TNI mengamati lokasi longsor dari Desa Janti, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (10/4). Proses evakuasi masih belum dapat dilakukan karena adanya potensi longsor susulan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/ama/17

    Longsor Nganjuk, sukarelawan melakukan kegiatan trauma healing.

    Madiunpos.com, NGANJUK - Petugas dari Kementerian Sosial serta sejumlah sukarelawan melakukan trauma healing dengan mengajak anak-anak yang tinggal di daerah rawan longsor Kabupaten Nganjuk beraktivitas dan bermain.

    "Kami mengajak anak-anak di sekitar sini [lokasi bencana]. Selama ini kan aman-aman saja, tapi beberapa waktu terakhir mereka melihat orang yang memakai seragam, polisi, jadi kami lakukan trauma healing," kata koordinator trauma healing Tigar Ardian Firnanda ditemui di lokasi sekitar posko tanggap darurat, Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Kamis (13/4/2017).

    Tigar mengatakan tim membawa beragam mainan untuk keperluan anak-anak tersebut. Selain mainan, tim juga membawa beragam buku cerita, buku gambar, hingga alat tulis. Seluruhnya bisa dimanfaatkan anak-anak secara gratis dan bebas.

    "Untuk buku memang kami meminjami, tapi untuk kertas bergambar, bisa digunakan anak-anak," ujar dia. Tigar menambahkan animo anak-anak juga sangat baik. Mereka sangat suka dengan kegiatan yang dilakukan tim dari Kementerian Sosial ini.

    Diberitakan, musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Minggu (9/4/2017) siang. Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam. Petugas pun membuat posko di Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk.

    Hingga kini, tingkat kedalaman longsor mencapai 40 meter, membuat petugas pun harus berupaya keras mencari para korban. Dalam musibah itu, lima orang menjadi korban.

    Lebih lanjut, Tigar menuturkan anak-anak di sekitar area bencana longsor senang dengan kegiatan trauma healing. "Kami adakan acara ini juga setelah anak-anak pulang sekolah, tapi tiap jam tidur siang kami hentikan dan lanjutkan sore hari," tutur dia.

    Tigar menambahkan tim akan berada di lokasi daerah rawan longsor selama masa tanggap darurat, selama 14 hari. Untuk lokasi, nantinya juga akan berpindah-pindah.

    "Kami memang mempunyai posko, tapi kami juga akan mengunjungi beberapa titik di sekitar lokasi posko ini, jadi acara tidak selalu dipusatkan di posko," ucap dia.

     



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.