ORMAS GAFATAR : Warga Terusir dari Kalimantan Barat Ditunggu Keluarga di Kediri

ORMAS GAFATAR : Warga Terusir dari Kalimantan Barat Ditunggu Keluarga di Kediri Minghaj Maygor menunjukkan kaus adiknya bertuliskan “Gafatar Kediri”, Kamis (14/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

    Ormas Gafatar yang dikaitkan dengan ajaran sesat oleh kalangan ulama Islam memicu tindak anarkistis pembakaran permukiman warga pendatang di Kalimantan. Buntutnya pemerintah harus memulangkan warga perantau itu ke kampung halaman mereka.

    Madiunpos.com, KEDIRI — Warga asli Kediri yang dipulangkan dari tanah perantauan mereka di Kalimantan Barat menyusul pengusiran dan pembakaran permukiman mereka, Selasa (19/1/2016) lalu, kini dinanti keluarga mereka di kampung halaman. Mereka diusir dari Kalimantan Barat karena dianggap bagian dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

    Seperti ramai diberitakan, Selasa 19 Januari 2016 petang sekitar pukul 15.20 waktu setempat, permukiman warga perantau di Desa Moton, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa. Permukiman di lahan seluas 5.000 hektare itu menjadi sasaran amuk massa karena disebut-sebut sebagai lokasi hijrah mantan aktivis organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

    Ormas Gafatar membubarkan diri bulan Agustus 2015 karena Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Kementerian Dalam Negeri (Depdagri) tak kunjung diterbitkan. Mantan aktivis Gafatar Jatim menyebut iktikad baik untuk menghormati sikap pemerintah-lah yang mendasari pembubaran ormas yang selama ini ramai diberitakan getol mengelar bakti sosial bagi masyarakat tersebut.

    Penelusuran Madiunpos.com terhadap banyak laman blog maupun web publikasi ormas Gafatar menunjukkan penghentian aktivitas ormas itu, akhir Juli 2016. Bahkan, meskipun Mendagri Tjahjo Kumolo jauh hari sesudah pembubaran itu, Jumat (22/1/2016), justru mencoba terlihat tegas menginstruksikan pemerintah daerah membubarkan ormas Gafatar di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

    Pascapembubaran ormas Gafatar itu, mantan anggotanya hijrah ke Kalimantan untuk bercocok tanam karena mereka yakin krisis yang tengah melanda Indonesia saat ini mestinya ditangkal dengan ketahanan pangan. Nyatanya, menyusul beredarnya kabar hilangnya dokter Rica Tri Handayani, ormas Gafatar justru ramai diberitakan.

    Konon, Rica mencoba menysul para mantan anggota Gafatar hijrah ke Kalimantan. Bersamaan dengan itu, Gafatar yang bukan ormas keagamaan itu pun diungkit-ungkit asal usulnya. MUI misalnya, menyebut Gafatar yang selama ini tak memosisikan diri sebagai ormas Islam itu sebagai reinkarnasi Al Qiyadah Al Islam, paham Islam yang dianggap sesat.

    Tudingan bernuansa SARA terhadap organisasi kemasyarakat nonagama itu, belakangan memicu tindak anarkistis pembakaran permukiman warga pendatang di Kalimantan Barat yang dituding dihuni umat Islam beraliran sesat. Buntutnya, pemerintah harus memulangkan para warga perantau korban pembakaran permukiman itu ke kampung halaman mereka masing-masing.

    Ditunggu Keluarga
    Sejauh ini, belum ada kabar aparatur negara mengusut tindak anarkistis yang dipicu provokasi pihak tertentu itu. Namun, pemulangan gratis korban tindak anarkistis warga Kalimantan Barat oleh pemerintah itu diapresiasi positif keluarga mereka yang berasal dari Kediri.

    Kantor Berita Antara di Kediri, Senin (25/1/2016), mengabarkan keluarga korban pengusiran warga Kalimantan Barat itu kini tengah bersiap-siap menyambut kedatangan anggota keluarga mereka. Sambutan gembira antara lain diungkapkan Minghaj Maytigor, 21, warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

    Minghaj Maytigor mengaku ia dengan keluarga besarnya tidak sabar menanti kedatangan anggota keluarga yang sebelumya hijrah ke Kalimantan itu. "Kami sangat senang karena mereka semua akan dipulangkan. Kami juga sudah menunggu dan siap menyambut mereka," kata Minghaj.

    Berdasarkan informasi yang diterima Minghaj Maytigor, warga korban pengusiran warga Kalimantan Barat itu akan diantar sampai ke rumah, sehingga ia pun tidak perlu datang ke kantor Pemkab Kediri. "Saya dapat kabar akan diantarkan sampai ke rumah, nanti malam kemungkinan sudah sampai rumah," ujarnya.

    Pemerintah Kabupaten Kediri, sudah menjemput 17 warga asal kabupaten ini yang sebelumnya disebut-sebut hijrah ke Kalimantan bersama mantan anggota lain ormas Gafatar lalu menjadi korban anarkisme warga setempat. Rombongan Pemkab Kediri ke Surabaya dengan mengendarai bus dan mendapatkan kawalan dari Polres Kediri. Selain itu, juga terdapat mobil ambulans yang turut serta dibawa untuk mengangkut warga yang sakit.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.