Pakar Prediksi Pandemi Covid-19 Berlanjut Hingga Tahun Depan, Bagaimana ini
Hal itu terjadi karena kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 tak pernah konsisten.
Madiunpos.com, SURABAYA -- Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia belum akan berakhir hingga tahun depan. Hal itu terjadi karena kebijakan penanganan Covid-19 tak pernah konsisten.
"Iya, tambah tidak karu-karuan. Kita tidak tahu lagi. Ini aja puncaknya belum muncul gelombang pertama loh ya. Kita tidak usah ngomong gelombang kedua. Pertama saja belum selesai," ujar Windhu, Senin (20/7/2020).
"Kami sendiri bolak-balik memprediksi. Prediksi itu kan harus asumsinya dengan data yang sekarang dengan kebijakan sekarang. Kalau kebijakannya itu berubah entah itu memperketat atau memperlonggar pasti akan berubah lagi kondisi di lapangan lagi," tambahnya.
Kantor DPRD Kota Probolinggo Ditutup Selama 14 Hari, Ada Apa?
Windhu menambahkan pemerintah konsisten dengan kebijakannya, maka prediksi kapan puncak, atau berakhirnya pandemi Covid-19 akan mudah diketahui. Sebab, prediksi soal pandemi harus periodik.
"Kalau kebijakan kita konsisten kita gampang memprediksi itu. Nah seperti sekarang ya sudah buyar lagi. Bikin prediksi baru lagi. Jadi prediksi itu harus dilakukan periodik entah dua mingguan dan seterusnya," terangnya.
37 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Keputran Utara Surabaya Ditutup
Menurut Windhu, prediksi periodisasi pandemi Covid-19 sendiri sebetulnya bukan untuk dicapai atau menjadi target. Namun prediksi itu merupakan antisipasi agar puncak pandemi tidak terlalu tinggi atau bahkan mencegahnya.
Kebijakan Pemerintah
"Prediksi itu sesungguhnya bukan untuk agar tepat atau tidak. Tetapi itu sebagai antisipasi. Oh puncaknya pada bulan ini kalau bisa dipercepat. Artinya kita harus lebih memperketat supaya puncaknya tidak terlalu tinggi sehingga lebih cepat untuk turun. Dan kita bisa siap masuk ke kehidupan baru," jelasnya.
Apakah Benar Thermal Gun Dapat Merusak Otak, Ini Penjelasannya
Untuk itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar konsisten dengan kebijakan penanganan Covid-19. Sebab dengan konsisten, maka data yang ada di lapangan akan diketahui dan bisat menjadi acuan prediksi masa pandemi secara periodik.
"Jadi itu bolak-balik ada pelonggaran perubahan yang tiba-tiba itu. Dan itu pasti akan mengubah perilaku masyarakat dan mempengaruhi penularan. Makanya prediksi harus dilakukan secara periodik," tegasnya.
Hadiri Pemakaman, 2 Warga Ponorogo Terkonfirmasi Positif Covid-19
"Ya misalkan tiba-tiba ada pelonggaran. Tiba-tiba buka ini buka itu. Misal di Jakarta tiba-tiba Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) itu ditiadakan. Nah itu kan mengubah data sehingga memudahkan penularan. Tiba-tiba kemenhub mengeluarkan kebijakan menggunakan rapid test tapi tiba-tiba dilonggarkan masa berlakunya jadi dua pekan. Nah itu juga pelonggaran juga," pungkasnya.
Editor : Arif Fajar Setiadi
Baca Juga
- Unik! Warga Madiun Bagikan Uang Koin dan Jajanan untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad
- Pemkot Madiun Gandeng UMKM untuk Berbagi Bantuan kepada Masyarakat
- Keren! Unair Jadi Kampus Terbaik Keempat di Indonesia Versi THE WUR 2022
- Ingin Pandemi Cepat Berakhir, Pemuda Madiun Bagikan Seribuan Masker ke Pedagang Pasar
- Jadi Korban PHK saat Pandemi Covid-19, Pria Ini Lakukan Aksi Tunggal di Jalanan Madiun
- #GerakanBerbagiuntukWarga Beri Bantuan ke Warga Pedesaan di Madiun
- Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 di Kota Madiun akan Dibiayai Pendidikan dan Diberi Pekerjaan
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.