PASAR TRADISIONAL : Surabaya Tertibkan 90 Pasar Krempyeng

PASAR TRADISIONAL : Surabaya Tertibkan 90 Pasar Krempyeng Ilustrasi pasar tumpah (JIBI/Solopos/Antara/Fahrul Jayadiputra)

    Pasar tradisional yang digelar di badan jalan Kota Surabaya segera ditertibkan. Jumlahnya mencapai 90 lokasi.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya berencana menertibkan pasar-pasar krempyeng atau pasar tumpah, yakni pasar tradisional yang digelar di badan jalan karena dianggap telah melanggar ketertiban umum dan kerap menyebabkan kemacetan.

    Sekertaris Kota Surabaya Hendro Gunawan mengatakan meskipun akan menertibkan para pedagang pasar tersebut, Pemkot Surabaya berupaya akan membangun sentra pasar tradisional untuk menampung para pedagang itu.

    "Kami akan hidupkan pasar-pasar rakyat, nanti akan kami carikan lahan di bekas tanah kas desa (BTKD) untuk dibangun pasar tradisional, yang nantinya akan dikelola pemkot juga," katanya di Surabaya, Selasa (9/6/2015). Namun, lanjut Hendro, belum diketahui pasti lokasi tanah BTKD yang akan digunakan untuk menampung pedagang yang tersebar di 90 pasar tumpah di Surabaya.

    Rencana tersebut, lanjut Hendro, diperkirakan bisa direalisasikan pada 2016 karena pembangunan sentra pasar tradisional itu belum masuk alokasi anggaran tahun ini. "Kalau tahun ini sentra pasar memang belum masuk anggaran, jadi kemungkinan tahun depan. Kami akan data dulu pasar-pasar rakyat ini," imbuhnya.

    Adapun berdasarkan Peraturan Daerah tentang Penataan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat, terdapat empat klaster pasar. Di antaranya pasar induk, pasar lingkungan, pasar kawasan dan pasar khusus.

    Pasar induk untuk menampung hasil produksi petani sebelum dibeli oleh pedagang grosir, pasar khusus untuk menyediakan barang secara khusus seperti pasar burung, pasar ikan, pasar tanaman. Sementara itu, untuk pasar kawasan berada di lingkungan permukiman seperti PD Pasar Surya dan pasar lingkungan yang menjualan kebutuhan pokok seperti pasar krempyeng atau pasar tumpah tersebut.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.