PENIPUAN SURABAYA : Bergaji Rp7,3 Juta, Pegawai Pabrik Emas Tetap Gemar Bikin Bon Fiktif

PENIPUAN SURABAYA : Bergaji Rp7,3 Juta, Pegawai Pabrik Emas Tetap Gemar Bikin Bon Fiktif Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok.)

    Penipuan Surabaya ini dilakukan oleh seorang pegawai pabrik perhiasan emas yang bergaji cukup tinggi tetapi tetap suka bikin bon fiktif.

    Madiunpos.com, SURABAYA – Gaji besar tidak menjamin seseorang terhindari dari tindakan kejahatan. Ronald Ariyanto, seorang karyawan bergaji Rp7,3 juta/bulan ini tetap menggelapkan uang perusahaannya dengan cara bikin bon fiktif. Penipuan Surabaya yang dilakukan pria pegawai pabrik perhiasan emas ini akhirnya terbongkar.

    Berdasarkan informasi Detikcom, penipuan Surabaya yang dilakukan warga Manyar Kartika, Surabaya itu mencapai Rp750 juta. Uang yang digelapkan Ronal itu milik PT Murni Gold Prima, perusahaan pembuat perhiasan emas tempat Ronald bekerja. Selama setahun, lelaki 32 tahun itu melakoni penipuan Surabaya dengan cara menggerogoti uang pabrik perhiasan emas yang beralamat di Jl. Raya Kenjeran, Surabaya.

    "Tersangka menggelapkan uang perusahaan dengan modus mengakali nota pembelian," kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Widjanarko mengungkapkan penipuan Surabaya itu kepada wartawan, Rabu (22/7/2015).

    Ronald, kata Widjanarko, selalu menambahkan pesanan pada setiap bon yang dibuatnya. Padahal pesanan itu tidak ada. Untuk mengelabui perusahaan pembuatan perhiasan emas tempatnya bekerja itu, Ronald memakai bon fiktif.

    Order Fiktif
    Penipuan dan penggelapan itu akhirnya terbongkar setelah pihak pemesan, yakni pemilik toko permata di Tarakan, Kalimantan Timur, mengaku tidak pernah merasa memesan barang seperti tertera dalam bon fiktif sarana penipuan Surabaya tersebut. Setelah diaudit, akhirnya diketahui bahwa semua bon orderan fiktif itu berasal dari Ronald.

    "Tersangka dicurigai karena dia adalah penanggung jawab wilayah di luar Pulau Jawa. Ada sembilan bon yang berisi orderan fiktif," ujar Widjanarko.

    Kepada penyidik, Ronald mengaku telah menghabiskan uang kejahatannya untuk membayar utang dan membeli perabotan rumah tangga. Ronald juga mengaku sebagian uang hasil kejahatannya itu telah dikembalikan ke perusahaan. Penipuan Surabaya ini menjadi catatan bagi perusahaan agar lebih berhati-hati dan teliti dalam memeriksa bon yang dibuat karyawannya



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.