PERKEBUNAN BOJONEGORO : Hujan Masih Turun, Kadar Gula Tebu Bojonegoro Merosot

PERKEBUNAN BOJONEGORO : Hujan Masih Turun, Kadar Gula Tebu Bojonegoro Merosot Ilustrasi petani tebu (Dok/JIBI/Bisnis)

    Perkebunan Bojonegoro khususnya tanaman tebu terpengaruh hujan yang masih turun saat kemarau.

    Madiunpos.com, BOJONEGORO - Kadar gula tanaman tebu di Kabupaten Bojonegoro pada musim panen tahun ini 6,2%-6,8% atau menurun dibandingkan kondisi normal yang bisa berkisar 7% hingga 8%.

    "Menurunnya kadar gula tanaman tebu tahun ini dipengaruhi hujan yang masih turun pada musim kemarau," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Khoirul Insan, di Bojonegoro, Selasa (12/7/2016).

    Menuruut dia, tanaman tebu di daerahnya luasnya mencapai 1.600 hektare yang ditanam di lahan kering dan irigasi teknis.

    Dia menambahkan kadar gula tanaman tebu 6,2%-6,8% diketahui dari tanaman tebu yang sudah terpanen sekitar 30 hektare milik petani di wilayah barat hasil kerja sama dengan Pabrik Gula (PG) Purwodadi Magetan.

    "Produksi tanaman tebu petani semuanya ditampung pabrik gula, sebab polanya para petani memperoleh kredit dalam menanam tebu," jelas Khoirul Ihsan didamping stafnya Nono Habe.

    Selain PG Purwodadi, lanjut, tanaman tebu itu merupakan pengembangan tanaman tebu sejumlah PG, antara lain, PG Jombang Baru (Jombang), PG Lestari (Kertosono), dan PG di Mojokerto.

    Lainnya, PG Sudono (Ngawi), PG Rejosari (Magetan), PG Rejoagung (Madiun), dan PG di Lamongan. "Semua tanaman tebu di daerah kami sekarang baru awal panen," ucap Khoirul.

    Dia menjelaskan jadwal musim giling sejumlah PG yang mengembangkan tanaman tebu di daerahnya yang juga awal musim tebang tanaman tebu akhir Mei 2016.

    Tapi hujan yang masih turun di musim kemarau mempengaruhi jadwal tebang sehingga mundur menjadi petengahan Juni.

    "Kalau jadwal tebang dipaksakan maka kadar gula tebu akan rendah sehingga harus menunggu dulu," ujarnya.

    Ia menambahkan PG tidak memberikan insentif kepada petani yang bersedia memanen tanaman tebunya lebih awal.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.