PILKADA 2015 : Pangdam Brawijaya Sebut 10 Daerah Berpotensi Konflik, Mana Saja?

PILKADA 2015 : Pangdam Brawijaya Sebut 10 Daerah Berpotensi Konflik, Mana Saja? Ilustrasi Pilkada (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

    Pilkada 2015 berpotensi konflik di 10 daerah. Mana sajakah itu?

    Madiunpos.com, SURABAYA — Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi mengungkapkan adanya 10 daerah di Jawa Timur yang akan menggelar Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2015, termasuk dalam wilayah berpotensi konflik.

    "Dari data yang disampaikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim, ada 10 dari 19 kabupaten/kota berpotensi konflik," ungkapnya pada Seminar Pilkada Serentak di Jawa Timur Berintegritas dan Bermartabat yang diselenggarakan Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur di Surabaya, Jumat (18/9/2015).

    Kesepuluh daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kota Blitar, Kabupaten Kediri dan Kota Pasuruan.

    Jenderal bintang dua itu menjelaskan faktor potensi kerusuhan antara lain terjadi pada saat kampanye dan rekapitulasi penghitungan suara. Kendati demikian, kata dia, Jawa Timur menjadi daerah yang dikategorikan sebagai daerah sedang-sedang, bukan dalam skala kerawanan konflik parah.

    "Kami harapkan pilkada serentak di Jatim berlangsung lancar, aman dan sukses tanpa adanya gesekan apapun. Kami yakin itu karena masyarakat di Jatim sudah sangat dewasa menghadapi ini," kata mantan Gubernur Akademi Militer tersebut.

    Selanjutnya, untuk mengamankan pelaksanaan pilkada, Kodam V/Brawijaya menyiapkan satuan-satuan kewilayahan dalam membantu pengamanan yang dilakukan kepolisian karena memang sifanya sebagai back up. "Tapi kami menyiapkan satuan tempur jika sewaktu-waktu diminta bantuan pengamanan," kata jenderal lulusan Akmil 1984 tersebut.

    21.143 Polisi
    Hal senada disampaikan Wakapolda Jatim Brigjen Pol Eddy Hariyanto yang menyebutkan bahwa potensi kerusuhan biasanya terjadi pada keterlambatan distribusi logistik, hilangnya alat perlengkapan, bencana alam, sabotase, penghadangan, perusakan dan duplikasi surat suara. Selain itu, lanjut dia, pelanggaran data seperti rekayasa daftar pemillih tetap (DPT) dan pemalsuan data juga menjadi faktor penentu.

    "Tahapan kampanye juga berpotensi menimbulkan kerusuhan, seperti kampanye tak sesuai jadwal, waktu dan tempat, merusak atribut kampanye," kata jenderal bintang satu tersebut.

    Terkait pengamanan, Polda Jatim menyiapkan 21.143 personel untuk mengamankan pilkada serentak di Jatim, belum termasuk bantuan keamanan dari instansi lain, seperti Linmas. "Khusus anggaran Pilkada sudah tak ada kendala. Total anggaran keamanan Rp64,9 miliar ditambah anggaran pendukung Rp3,8 miliar, seperti wilayah Surabaya ada Polrestabes dan Polres Pelabuhan Tanjung Perak," katanya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.