SEJARAH MADIUN : Inilah Arti Kata “Madiun”, Bisa Bermakna “Hantu yang Berayun-Ayun”…

SEJARAH MADIUN : Inilah Arti Kata “Madiun”, Bisa Bermakna “Hantu yang Berayun-Ayun”… Situasi jalanan Kota Madiun. (JIBI/Solopos.com/Septina Arifiani)

    Sejarah Madiun tak dapat dipisahkan dari makna kata “madiun” yang digunakan untuk menamai wilayah ini.

    Madiunpos.com, MADIUN — Kata “madiun” digunakan untuk menamai salah satu kota dan kabupaten di sisi barat provinsi Jawa Timur. Makna kata “madiun” pernah ditelisik Tim Penggali dan Penyusun Sejarah Berdirinya Kota Madiun yang dibentuk pemerintah kota setempat, 2002 silam.

    Menurut tim yang diketuai Ir. Karyono yang kala itu menjabat sebagai Asisten I Bidang Tata Praja dan Administrasi Pembangunan Sekda Pemkot Madiun, kata “Madiun” setidaknya bisa berasal dari empat proses pembentukan kata. Pertama, penggabungan kata “medi dan ayun”. Kedua, penggabungan kata “madya” dan “ngayun”. Ketiga, penggabungan kata “beji” dan “ayu”, dan keempat, dari akar kata “madya”.

    Kata “medi” dan “ayun” sedikit berkonotasi horor karena masing-masing kata bermakna “hantu” dan “bergerak ke depan-belakang atau ke samping secara teratur”. Jika kedua kata itu digabungkan, maka terwujudlah kata bentukan “mediayun” yang maknanya “hantu yang berayun-ayun”.

    “Akibat terjadinya peristiwa bahasa penghilagan bunyi, yaitu bunyi ‘ay’ pada ‘ayun’ sehingga akronimnya menjadi ‘mediun’, Akibat pertukaran bunyi vokal sedaerah artikulasi lidah, maka bunyi vokal ‘e tengah sedang’ berubah menjadi bunyi ‘a tengah bawah’ sehingga akhirnya menjadi ‘madiun’,” papar tim yang menghasilkan Buku Penetapan Hari Jadi Pemerintah Kota Madiun itu.

    Sedangkan, kata “madya” dan “ngayun” masing-masing kata bermakna “di tengah” dan “di depan”, jika digabungkan menjadi kata bentukan “madyangayun”. Tak dijelaska lebih lanjut makna kata “madiun” jika makna katanya adalah daerah “di tengah dan di depan”.

    “Akibat terjadinya peristiwa bahasa penghilangan, yaitu bunyi ‘ya’ pada ‘madya’ dan bunyi ‘nga’ pada ‘ngayun’, maka akronimnya menjadi ‘madyun’, dan akibat peristiwa bahasa vokalisasi [maka] ‘semi vokal y’ berubah menjadi vokal ‘I’, maka akronik akhirnya menjadi ‘madiun’,” papar tim tentang tentang teori kedua mereka.

    Pertempuran di Sendang
    Teori ketiga tentang asal kata “madiun” menurut Tim Penggali dan Penyusun Sejarah Berdirinya Kota Madiun yang dibentuk Wali Kota Madiun H. Achmad Ali pada 20 Agustus 2002 itu adalah berasal dari gabungan kata “beji” dan “ayun”. Kedua kata itu jika digabungkan menjadi “bejiayun”.

    “Akibat terjadinya peristiwa bahasa penghilangan bunyi ‘ay’ pada ‘ayun’ dan kata ‘beji’ diucapkan ‘mbedi’ karena sedaeha ucap, yaitu penambahan bunyi nasal dan perubahan bunyi ‘j’ menjadi ‘d’, maka akronimnya menjadi ‘mbediun’. Kemudian bunyi vokal ‘e tengah sedang’ berubah menjadi vokal ‘a tengah bawah’ sehingga akhirnya menjadi ‘madiun’, yang berarti ‘pertempuran di sendang’,” papar tim yang juga beranggotakan Prof. Troeboes, seorang pakar bahasa Indonesia itu.

    Sedangkan teori keempat asal kata ‘madiun” terkait dengan kata “madya” yang artinya ‘tengah’. “Akibat terjadinya peristiwa bahasa penggantian bunyi, yaitu bunyi ‘ya’ pada ‘madya’ dengan ‘yun’ menjadi ‘madyun’ dan akibat terjadinya peristiwa bahasa vokalisasi ‘semi vokal y’ berubah mejadi vokal ‘I’, maka akhirnya menjadi ‘madiun’,” tandas tim yang juga beranggotakan Ki Soewarno Soeryokoesoemo, seorang pencinta bahasa Jawa dan Majalah Joyoboyo itu.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.