Serangan Tikus Membabi Buta, Petani Madiun Pasrah

Para petani di Kabupaten Madiun hanya bisa pasrah dengan serangan tikus yang membabi buta terhadap tanaman padi mereka.

Serangan Tikus Membabi Buta, Petani Madiun Pasrah Seorang petani di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun memperlihatkan tanaman padi yang telah dirusak tikus, Senin (3/2/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN — Para petani di Kabupaten Madiun hanya bisa pasrah dengan serangan tikus yang membabi buta terhadap tanaman padi mereka. Para petani juga sudah kehabisan akal untuk membasmi hama tikus itu.

    Seorang petani di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Sunoto, mengaku sudah pasrah atas serangan tikus yang merusak tanaman padinya. Serangan hama tikus kini semakin parah dan sulit untuk dikendalikan.

    “Saat ini tanaman padi sudah berusia 55 hari. Sebenarnya sangat subur dan tanaman padinya juga gemuk-gemuk. Tapi ya itu, diserang tikus terus. Bagian batangnya habis digigit tikus,” kata dia saat berbincang di areal persawahan di Desa Kedungmaron, Senin (3/2/2020).

    Sunoto menyampaikan serangan hama tikus ini memang sudah muncul sejak mulai masa tanam. Bibit padi yang ditanam banyak yang dirusak tikus. Sehingga, dirinya terpaksa mengganti dengan bibit yang baru.

    Pada saat padi mulai ditanam, kata dia, untuk mengendalikan hama tikus ini memang cukup mudah yaitu bisa menggunakan jebakan listrik. “Tapi ini jebakan listrik dengan menggunakan aki 1012, bukan menggunakan listrik PLN atau listrik dari genset. Jadi tidak berbahaya seperti kalau menggunakan listrik dengan daya besar,” kata dia.

    Namun, setelah tanaman padi sudah mulai bertumbuh jebakan listrik tersebut tidak efektif lagi. Sehingga perlu ada metode lain, seperti memberikan racun, pengasapan, atau dengan belerang. Tetapi nyatanya metode pembasmian tikus itu tidak cukup efektif.

    “Saya juga sudah pernah memberi jebakan tikus dengan racun. Tetapi makanan yang dikasih racun itu hanya dirusak, tidak dimakan. Tikus itu ya tetap merusak tanaman. Saya hanya bisa pasrah,” ujarnya.

    Serangan tikus ini sebenarnya sudah terjadi sejak awal 2019 lalu. Pada musim tanam lalu, dia mengaku mengalami kerugian karena tanamannya dirusak tikus. Kalau biasanya dalam satu petak bisa menghasilkan 22 kwintal, tetapi karena diserang hama tikus hanya bisa menghasilkan 10 kwintal saja.

    Petani lainnya, Darmo Saki, 70, menyampaikan juga hanya pasrah atas serangan hama tikus yang semakin sulit dikendalikan. Menurutnya, serangan hama tikus pada masa tanam kali ini sangat parah dan merusak.

    “Biasanya saya kasih racun, tetapi jebaka racun tidak pernah dimakan. Untuk saat ini ya hanya bisa menutup lubang-lubang yang menjadi rumah tikus. Tetapi itu ya tidak berlangsung lama karena setelah ditutup, tikus itu bikin yang baru,” terangnya.

    Warga Desa Kedungmaron ini berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu para petani supaya bisa mengendalikan hama tikus ini. Jangan sampai serangan tikus ini bisa merusak hasil panen petani.

     

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.