Tak Hadir, 27.138 Peserta UTBK-SBMPTN Gelombang Pertama Gugur

Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof. Mohammad Nasih, mengatakan tingkat kehadiran peserta lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 90 persen. Sebab pada gelombang pertama tahun ini mencapai 94 persen.

Tak Hadir, 27.138 Peserta UTBK-SBMPTN Gelombang Pertama Gugur Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof Mohammad Nasih. (Esti Widiyana/detikcom)

    Madiunpos.com, SURABAYA – Sebanyak 27.138 dari 471.518 peserta UTBK-SBMPTN gelombang pertama se-Indonesia dinyatakan gugur karena tidak mengikuti ujian.

    "Untuk di tahap 1 yang tidak hadir 27.138 secara nasional. Yang hadir 444.380 peserta. Sehingga tingkat kehadirannya adalah 94,28 persen. Nanti yang hadir ini yang kita proses nilai dan lain-lain," kata Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof. Mohammad Nasih, kepada wartawan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (20/4/2021).

    Nasih menyebut, 65 persen dari total pendaftar mengikuti UTBK di gelombang pertama. Sementara 35 persen lagi akan mengikuti UTBK di gelombang kedua.

    Jatim Tanpa Zona Merah, Pasien Aktif Covid-19 Tinggal 2.309 Orang

    Menurutnya, laporan ketidakhadiran dengan alasan positif Covid-19 belum ditemukan. Akan tetapi, masalah tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan dari pusat UTBK.

    "Laporan-laporan berkaitan dengan Covid-19 kami masih belum dengar laporannya dari berbagai UTBK. Tapi itu sepenuhnya menjadi kewenangan dari pusat UTBK. Tidak hadir enggak ada laporannya, tidak masuk ruang ujian, dipastikan gugur," jelasnya.

    Nasih kemudian menjelaskan soal kebijakan LTMPT. Misalnya di UNJ ada yang tidak masuk karena Covid-19 pada gelombang kedua, maka yang bersangkutan tidak bisa ikut UTBK tahun ini. Alasannya seat di UNJ sudah penuh sampai 4 Mei. Hal tersebut juga berlaku secara keseluruhan.

    Apes, Pencuri Motor di Kota Malang Tewas Terjatuh dari Atap Rumah

     

    Tingkat Kehadiran

    "Kalau misalnya, mohon maaf di UNJ ga bisa, sementara di Unair bisa karena seat-nya masih tersedia. Belum lagi nanti di gelombang 1 kena ini, itu, bisa, tapi gelombang dua ga ada kesempatan, karena ga ada lagi. Maka kita ambil kebijakan, baik gelombang 1 maupun gelombang 2 kalau tidak bisa mengikuti ujian dianggap gugur. Dan kita tidak bisa mengakomodasi itu untuk memberikan kesempatan pada semuanya. Prinsipnya di situ," jelasnya

    Ia menambahkan, tingkat kehadiran peserta lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 90 persen. Sebab pada gelombang pertama tahun ini mencapai 94 persen.

    "Pandemi ini tidak menyurutkan mereka, karena sejak awal sudah niat. Kalau di Unair dari 12.983 yang terdaftar, hadir 12.488, yang tidak hadir 495. Tingkat ketidakhadiran 3,8 persen dan tingkat kehadirannya 96,2 persen. Cukup tinggi tingkat kehadiran di Unair," paparnya.

    Gubernur Jatim Beri Diskon Pajak Kendaraan Bermotor dan Undian Umrah

    Sementara peserta difabel di Surabaya difokuskan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Sebab, Unesa memiliki fasilitas dan program studinya.

    "Jadi memang untuk Surabaya tidak semua perguruan tinggi, karena jumlahnya terbatas. Maka baiknya difokuskan di satu tempat tertentu. Surabaya kan ada 4 UTBK, kita minta Unesa. Dari pada satu-satu sangat berat. Maka di Unesa yang fasilitasnya lebih lengkap dan punya program studi," pungkasnya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.