Ternyata Ini Fakta Pasutri Pacitan Meninggal Tanpa Busana di Kamar Mandi

Satu di antara temuan tersebut adalah keberadaan water heater di dalam kamar mandi. Mesin penghangat air berbahan bakar gas tersebut dalam kondisi bocor dan bekas terbakar.

Ternyata Ini Fakta Pasutri Pacitan Meninggal Tanpa Busana di Kamar Mandi Rumah pasutri yang ditemukan meninggal di kamar mandi. (Detikcom-Istimewa)

    Madiunpos.com, PACITAN - Warga Pacitan, Jawa Timur, digegerkan pasangan suami istri (pasutri) meninggal di kamar mandi rumah mereka. Keduanya ditemukan salah satu anaknya yang akan buang air kecil. Saat itu anaknya yang berusia 15 tahun melihat kondisi pintu terkunci dari dalam.

    Si anak berusaha melongok dari lubang jendela. Betapa terkejutnya manakala melihat orang tuanya berinisial SI, 29, dan YA, 49, meninggal tanpa busana, Minggu (13/12/2020) malam. Dia pun meminta pertolongan keluarga dan warga.

    Polisi yang mendapat laporan pasutri meninggal di kamar mandi langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Mereka datang bersama personel kesehatan ber-APD lengkap.

    Tiba-Tiba Tersentak Kaget saat Tidur, Ternyata Ini Penyebabnya

    Dari hasil olah TKP, polisi menemukan bekas muntahan dan kotoran. Apalagi tak ada tanda-tanda kekerasan. Untuk kepentingan penyelidikan jenazah dibawa ke RSUD dr. Moewardi, Solo. Proses autopsi digelar dengan fasilitas kesehatan milik Pemprov Jateng.

    Upaya polisi mengungkap misteri pasutri asal Kebonagung yang meninggal tanpa busana menemui titik terang. Sejumlah fakta pun dibeber penegak hukum. Sebagian merupakan temuan tim saat olah TKP.

    Satu di antara temuan tersebut adalah keberadaan water heater di dalam kamar mandi. Mesin penghangat air berbahan bakar gas tersebut dalam kondisi bocor dan bekas terbakar.

    Polda Jatim Perketat Operasi Yustisi Jelang Natal dan Tahun Baru

     

    Autopsi

    "Dan ketika kita melakukan penyelidikan di sana [TKP] itu bau gasnya menyengat," terang Kapolres Pacitan, AKBP Wiwit Ari Wibisono, kepada wartawan di Mapolres, Jl. Ahmad Yani, Senin (14/12/2020).

    Berdasarkan bukti tersebut, lanjut Wiwit, pihaknya menduga korban meninggal karena keracunan gas yang bocor. Namun dugaan awal tersebut masih harus dikuatkan dengan hasil autopsi.

    Tindakan autopsi, lanjut Wiwit, memang sengaja dilakukan di RSUD dr. Moewardi Solo. Hal itu karena keterbatasan fasilitas bedah mayat di Pacitan.

    Waduh, Kamera CCTV Milik BPPTKG di Puncak Gunung Merapi Rusak

    "Untuk lebih meyakinkan. Karena di sini [Pacitan] tidak ada fasilitas autopsi. Kita mau lebih mendetail lagi saja bahwa apakah memang ada kadar gas di situ [tubuh korban]," tambahnya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.