Ternyata, Negara Kecil Ini Yang Terbaik Tangani Covid-19

Taiwan dinilai sebagai negara terbaik dalam menangani wabah virus corona atau Covid-19.

Ternyata, Negara Kecil Ini Yang Terbaik Tangani Covid-19 Remaja Taiwan mengenakan masker saat beraktivitas. (reuters)

    Madiunpos.com, TAIPEI-- Bukan Amerika Serikat, China, atau pun Jepang yang dinilai sukses menangani wabah virus corona atau Covid-19. Melainkan Taiwan. Negara seluas hanya 35.801 km persegi ini dinilai memiliki cara terbaik menangani Covid-19.

    CNN menyebut negara itu memiliki kecepatan dan kesigapan yang luar biasa untuk mengadang Covid-19 sehingga jumlah kasus positif kurang dari 400.

    Hingga saat ini, Taiwan telah melaporkan 395 kasus dan hanya enam kematian akibat virus corona. Sebagian besar, atau 338 pasien positif, tertular Covid-19 saat di luar negeri. Sisanya akibat penularan lokal.

    "Tentu saja, kami berharap (pandemi) ini telah berlalu. Tapi, kita masih harus waspada. Tentu saja, kita merasa bahagia karena tidak ada kasus baru hari ini," kata Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung seperti dikutip Reuters, Selasa (14/4/2020).

    Seperti dilansir detik.com, Taiwan telah mendapatkan pujian dari para pakar kesehatan atas upaya mereka melawan virus corona. Termasuk, mulai 31 Desember 2019 memeriksa penumpang yang datang dari Kota Wuhan, China, tempat virus terdeteksi pertama kali akhir tahun lalu.

    Lantas seperti apa sih kondisi di Taiwan? Apakah benar bahwa negara ini terdepan dalam penanganan COVID-19?

    Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kota Taichung, Taiwan, berbagi cerita kepada detik.com mengenai kehidupan di Taiwan selama wabah Covid-19 ini terjadi. Namanya Felicia, 23 . Ia bekerja di salah satu perusahaan swasta dan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara normal.

    "Yang sudah saya alami sampai saat ini, kita enggak ada work from home, kita benar-benar [beraktivitas] kayak biasa aja, enggak ada yang namanya jalanan sepi, saya menjalani hari-hari seperti biasa karena dari pemerintah sudah ada transparansi. Jadi segala informasi [mengenai Corona] sudah terlihat jelas, gamblang langsung dari Kementerian Kesehatan di Taiwan," ujar Felicia.

    Kebijakan Tegas

    Ia mengatakan kondisi Taiwan sekarang sudah berangsur normal. Sejenak mundur ke belakang, Felicia menjelaskan Taiwan telah mengambil sejumlah kebijakan tegas sejak 24 Januari 2020. Atau, selang 3 hari setelah kasus COVID-19 pertama kali terdeteksi dari seorang warga Taiwan yang baru pulang dari Wuhan.

    "Pertama kali ditemukan virus corona di Taiwan pada 21 Januari. Pada waktu itu ada salah satu warga negara Taiwan, dia berusia 50 tahun, seorang perempuan. Dia kembali dari Wuhan untuk mengajar, tapi untungnya pada waktu itu dia langsung melaporkan bahwa dia tidak enak badan. Jadi, dia langsung lapor ke rumah sakit dan akhirnya ia dirawat secara intensif di rumah sakit tersebut," kata Felicia.

    "Pemerintah membuka konferensi pers pada 24 Januari untuk mengumumkan bahwa semua produsen dan juga perusahaan masker serta alkohol akan diambil alih oleh pemerintah dan dilarang untuk mengimpor ke negara-negara lain," ia melanjutkan.

    Pada saat itu, Felicia dan warga Taiwan sempat panik sebab mereka tak bisa membeli masker seenaknya. Tapi, kondisi itu tak bertahan lama. Setelah pemerintah mengambil alih produksi masker dan memberlakukan aturan tertentu, kebutuhan masker di dalam negeri tetap terjaga.

    "Masker hanya bisa dibeli di apotek resmi Taiwan. Jadi kalau kita punya NHI card atau National Health Insurance gitu, mungkin kalau di Indonesia seperti BPJS ya , jadi kalau kita memiliki kartu tersebut, kita bisa beli masker dan itu pun kita bisa beli dua pekan sekali dan kita hanya dapat 9 pieces (potong) saja," ia menerangkan.

    Selain masker, Pemerintah Taiwan juga mencegah penyebaran COVID-19 dengan memperpanjang masa libur musim dingin supaya kegiatan di ruang publik berkurang.

    "Pada 2 Februari yang seharusnya libur musim dingin berakhir, pemerintah sengaja memperpanjang liburnya menjadi 14 hari guna untuk mengurangi tingkat tertularnya virus COVID-19. Enggak lama kemudian pada awal Februari juga pemerintah telah memberlakukan aturan baru. Semua kunjungan turis dari China, Hong Kong dan juga Macau dibatalkan dan dilarang untuk masuk ke Taiwan," katanya.

    Larang Turis Masuk

    Kebijakan tegas juga diambil pada Maret lalu di mana kunjungan turis dari berbagai negara juga dilarang untuk meredam kemungkinan masuknya Corona dari warga negara lain.

    "Tanggal 19 Maret, pemerintah telah memberlakukan aturan baru lagi bahwa kunjungan turis dari berbagai macam negara, semua negara termasuk Indonesia itu juga nggak bisa masuk ke Taiwan kecuali kalau misalkan orang tersebut adalah warga negara Taiwan dan memiliki kartu identitas Taiwan, ataupun misalnya dia warga negara asing memiliki Alien Resident Card, nah itu baru bisa masuk ke Taiwan," ia menambahkan.

    Felicia juga mengatakan di Taiwan, orang-orang mendapatkan pelayanan medis yang maksimal. Mereka juga diimbau untuk melapor ke rumah sakit bila mengalami gejala sakit.

    "Secara umum masyarakat di Taiwan yang memang sakit atau tidak enak badan mereka akan melaporkan diri ke rumah sakit. Dan rumah sakit nggak akan menolak yang namanya pasien. Jadi rumah sakit akan bertanggung jawab dan juga akan merawat secara intensif. Seperti kemarin itu ada satu kasus di mana dia memang sakit dan akhirnya malah dijemput oleh ambulansnya sendiri,"tutur Felicia.

    Menurut Felicia, salah satu kunci dari penanganan virus Corona yang baik di Taiwan adalah transparansi pemerintah dan kerja sama dari masyarakat. Selama ini pemerintah tidak menetapkan lockdown. Namun, pemerintah mengajak masyarakat untuk menjaga jarak satu sama lain dan mengenakan masker untuk mencegah penularan. Selain itu ada juga berbagai macam denda mulai jutaan hingga miliaran rupiah yang akan diberikan bagi siapa pun yang melanggar aturan.

    "Pemerintah selalu membuka konferensi pers terbuka untuk mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 dan juga memberikan pengetahuan serta informasi penting bagaimana untuk mencegah terjadinya Covid-19 dan mereka juga secara detail menjelaskan langkah-langkah pemerintah dalam menanggulangi tertularnya COVID-19 ini. Jadi semuanya jelas, transparan, dan akhirnya masyarakat enggak akan takut dan enggak akan terjadi yang namanya panic buying, dan sebagainya,"tukasnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.