UANG PALSU : Peredaran Upal di Malang Meningkat, Inilah Penyebabnya

UANG PALSU : Peredaran Upal di Malang Meningkat, Inilah Penyebabnya Ilustraso uang palsu. (JIBI/Solopos/Dok.)

    Uang palsu (upal) di wilayah Malang Raya jumlahnya meningkat 21,1 persen. Apakah penyebabnya?

    Madiunpos.com, MALANG — Peredaran uang palsu di kawasan Malang Raya cukup memprihatinkan. Selama kurun waktu 2014, jumlah peredaran uang palsu di kawasan Malang Raya meningkat 21,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kepala Unit Operasional Kas BI Malang, Prihatin Sudi Utomo, mengatakan meningkatnya peredaran uang palsu tersebut disebabkan kawasan Malang adalah salah satu daerah tujuan wisata.

    "Malang ini kan salah satu daerah tujuan wisata, bahkan menjadi pusat perekonomian di Jatim, setelah Surabaya," ujarnya, sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Rabu (14/1/2015).

    Guna meminimalisasi peredaran palsu ke depan, katanya, BI Malang yang membawahi wilayah Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo itu gencar melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait bagaimana membedakan uang asli dan uang palsu, berikut ciri-cirinya.

    "Kita upayakan sosialisasi ini secara intensif, tidak saja bagi kalangan masyarakat biasa (normal), tapi juga bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang tuna netra," ujarnya.

    Prihatin mengemukakan uang palsu yang banyak beredar adalah pecahan Rp100.000 dengan jumlah 5.190 lembar atau 77,8 persen. Selanjutnya adalah pecahan Rp50.000 sebanyak 1.451 lembar atau 21,63 persen.

    Uang palsu berikutnya yang banyak beredar ialah pecahan Rp20.000 sebanyak 30 lembar, lantas pecahan Rp10.000 sebanyak 18 lembar, pecahan Rp5.000 sebanyak 17 lembar, dan terakhir pecahan Rp2.000 sebanyak satu lembar.

    Menurut dia, dominannya uang palsu yang beredar dengan nominal Rp100.000 karena dianggap paling menguntungkan dibandingkan nominal lainnya. Dan, uang palsu yang masuk ke BI sebagian besar dari perbankan.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.