Viral, Tumpukan Uang Pecahan Rp100.000 di Mobil Tim Pemenangan Pilkada Mojokerto

Video berdurai 31 detik itu memperlihatkan tumpukan uang pecahan Rp100.000 di dalam mobil tim pemenangan pasangan Ikbar.

Viral, Tumpukan Uang Pecahan Rp100.000 di Mobil Tim Pemenangan Pilkada Mojokerto Tumpukan Uang di mobil tim pemenangan paslon Pilkada Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. (Detikcom- tangkapan layar)

    Madiunpos.com, MOJOKERTO - Video tumpukan uang di dalam mobil tim pemenangan paslon bupati-wakil bupati Pilkada Mojokerto 2020 beredar di media sosial (medsos). Pembuatan dan penyebaran video tumpukan uang tersebut dinilai tidak etis di tengah kondisi masih banyak masyarakat yang kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19.

    "Terlepas dari kontestasi pilkada, siapa pun, baik itu paslon, tim sukses, di situasi pandemi Covid-19, tidak elok melakukan atau memviralkan video semacam itu di tengah keprihatinan ini," kata Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Moch Afif, saat dimintai konfirmasi, Senin (5/10/2020).

    Video berdurai 31 detik itu beredar melalui grup WhatsApp. Video ini memperlihatkan tumpukan uang di dalam mobil tim pemenangan Ikbar. Tumpukan uang pecahan Rp100.000 berada di dashboard mobil. Uang juga berceceran di lantai dan kursi mobil bagian depan maupun belakang.

    Ahmad Syaikhu Jadi Presiden PKS, Sikap Oposisi Jalan Terus

    Mobil Daihatsu Xenia berpelat nomor S 1012 SC itu biasa digunakan Najib Alfalaq, Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto, sekaligus Wakil Sekretaris tim pemenangan Ikbar. Mobil warna putih tersebut penuh coretan dengan cat semprot.

    Salah satunya pada bagian depan mobil ditulisi “Ikbar Menang”. Ikbar merupakan akronim dari pasangan Ikfina Fahmawati-Muhammad Albarraa, pasangan bupati-wabup kontestan Pilkada Mojokerto 2020.

    Afif menjelaskan warga Kabupaten Mojokerto saat ini sedang prihatin karena efek ekonomi wabah virus corona. Masyarakat juga belum mendapatkan kepastian kapan pandemi akan berakhir. Oleh sebab itu, dia berharap bupati dan wabup yang terpilih melalui Pilkada 2020 mampu membuat kebijakan yang pro rakyat.

    Liga Premier: Ambyar! MU Kalah Telak 1-6 dari Spurs

    "Apalagi terkait penanganan Covid-19. Kebijakan-kebijakan yang diambil sebisa mungkin harus menampung masukan dari desa karena Mojokerto terdiri atas 304 desa dan kelurahan. Misalnya terkait kebijakan bantuan sosial, kebijakan penggunaan anggaran. Setidaknya desa dilibatkan karena karakter desa bermacam-macam," terangnya.

     

    Rawan Politik Uang

    Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PCNU Kabupaten Mojokerto, Mi'rojul Huda, menjelaslan politik uang menjadi kerawanan dalam Pilkada Serentak 2020 yang digelar di tengah pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi masyarakat yang lesu rentan dimanfaatkan pihak tertentu untuk memengaruhi pilihan mereka. Hal itu berdasarkan indeks kerawanan pilkada yang dirilis Juli lalu.

    "Harapan kami, para calon yang bertarung di Pilbup Mojokerto lebih mengedepankan gagasan, visi-misi, terobosan baru di masa pandemi. Terutama ide recovery pasca pandemi. Bukan saling pamer kekayaan, menyudutkan antar-calon. Untuk penegak hukum, Bawaslu dan Gakkumdu agar selalu tegas menindak praktik politik uang. Jangan sampai politik uang menjadi normal baru dalam Pilkada di masa pandemi," tegasnya.

    Liga Premier: Memalukan! Liverpool Dibantai Aston Villa 2-7

    Menurut Huda, inovasi untuk memulihkan perekonomian masyarakat sangat dibutuhkan. Siapa pun calon yang terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto nanti sudah pasti menghadapi pandemi Covid-19 yang belum tuntas.

    "Karena recovery hal pertama yang harus dilakukan semua kepala daerah terpilih. Pertama, kita belum tahu kapan pandemi berakhir. Kedua, sebulan terakhir penderita terus meningkat," ujarnya.

    Ketua Tim Pemenangan pasangan Ikbar Santoso menegaskan tidak ada praktik politik uang di balik video tumpukan uang yang beredar. Dia juga menampik timnya sengaja memamerkan kekayaan di tengah kondisi masyarakat yang susah akibat pandemi Covid-19.

    Jatuh di Kamar Mandi, TKI asal Sragen Meninggal Dunia di Korsel

    "Ini sangat merugikan. Upaya yang keliru itu sebetulnya. Mainan yang tidak jelas. Anak-anak saya pandang sudah sangat merugikan paslon. Kami kan taat aturan. Tidak ada money politics. Kenapa kita kampanye kalau main curang? Itu ada upaya-upaya ingin menjatuhkan kami saja. Tidak ada [niat pamer uang], kita mana uang? Kita ga ada, dari tim tidak ada," tandasnya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.