Virus Corona Jenis Baru Picu Kematian Ratusan Unta di Kenya

Pejabat kesehatan daerah Marsabit, Kenya utara, melaporkan ada virus corona jenis baru mengakibatkan kematian ratusan unta di daerah itu.

Virus Corona Jenis Baru Picu Kematian Ratusan Unta di Kenya Ilustrasi Covid-19 (Detik.com)

     

    Madiunpos.com, NAIROBI -- Pejabat kesehatan daerah Marsabit, Kenya utara, melaporkan ada virus corona jenis baru mengakibatkan kematian ratusan unta di daerah itu. Warga setempat kini khawatir penyakit misterius itu akan berdampak kepada mereka.

    Direktur Kesehatan Masyarakat Daerah Marsabit, Adano Kochi, mengatakan virus corona ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia. Namun, virus ini mengakibatkan sedikitnya 200 unta di daerah itu mati.

    Dikutip dari Antara, Adano menilai jumlah itu mungkin akan terus bertambah lantaran sebagian besar kasus tidak dilaporkan.

    Pejabat kesehatan Marsabit dan pemerintah setempat mengatakan virus corona baru itu terkait Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) bertanggung jawab atas kematian ratusan unta. Matinya ratusan unta itu melumpuhkan usaha ternak hidup.

    Mau Bikin Konten Podcast ala Milenial? Perhatikan Tips Berikut!

    Tak hanya itu, para pedagang dari seberang perbatasan, Somalia dan Ethiopia, kini membeli unta seharga kurang dari 800 dolar AS (sekitar Rp12 juta) per ekor.

    "Virus corona pada unta ini ditemukan dalam populasi unta dan tiga orang ... yang mengurusi unta, yang terbukti tertular virus corona," kata Adano Kochi, kepada wartawan.

    Pemimpin daerah setempat, Bonaya Racha, menyatakan lebih dari 200 unta mati di Marsabit. Unta itu menderita batuk parah, kedua kelenjar getah bening mereka membengkak dan beberapa hari kemudian mati."

    Penduduk setempat kini merasa khawatir meski telah diyakinkan bahwa virus corona ini tidak berisiko pada mereka. Sebab, mayoritas penduduk bergantung pada produk unta seperti susu, daging dan keju.

    Dokter RSUD Kota Madiun Positif Covid-19, Ruang IGD Ditutup 12 Jam



    Editor : Cahyadi Kurniawan

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.