WISATA PACITAN : Pemkab Pacitan Akui Kesulitan Kembangkan Pemandian Air Hangat Tirto Husodo

WISATA PACITAN : Pemkab Pacitan Akui Kesulitan Kembangkan Pemandian Air Hangat Tirto Husodo Sejumlah pengunjung berendam di kolam pemandian air hangat Tirto Husodo, Sabtu (30/7/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Wisata Pacitan, Pemkab kesulitan untuk mengembangkan objek wisata Tirto Husodo karena keterbatasan lahan.

    Madiunpos.com, PACITAN—Pemerintah Kabupaten Pacitan mengaku kesulitan untuk mengembangkan objek wisata Air Hangat Tirto Husodo. Pemerintah mengaku di objek wisata tersebut tidak memiliki lahan yang memadai untuk dikembangkan.

    Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan, Budi Hartoko, mengatakan telah mendapatkan keluhan mengenai musala yang ada di pemandian air hangat itu yang sempit dan perlu ada perluasan. Dia mengakui saat tingkat kunjungan tinggi, biasanya pengunjung sampai antre untuk beribadah di musala itu.

    Budi mengatakan sebenarnya Pemkab Pacitan siap untuk memperluas musala yang ada di objek wisata itu. Tetapi, tanah untuk pengembangan musala tidak tersedia, sehingga pemerintah pun kesulitan ketika tidak ada tanah untuk memperluasnya.

    Dia mengatakan objek wisata Tirto Husodo memang tidak banyak memiliki tanah, karena disekeliling objek tersebut merupakan tanah pribadi warga setempat. Sedangkan tanah milik pemerintah hanya seluas yang saat ini sudah dimanfaatkan untuk tempat empat kolam, musala, gedung serbaguna, jalan, dan kamar bilan serta spa.

    “Kalau untuk musala ketika minta untuk diperluas memang sulit, karena di lokasi tidak ada lahannya. Kemungkinan ketika dikembangkan ya berarti ke atas atau dibuat dua lantai,” jelas dia kepada Madiunpos.com, Jumat (5/8/2016).

    Budi menegaskan pada tahun ini tidak ada anggaran yang disediakan untuk pengembangan objek wisata tersebut.

    Menurut dia, pengembangan di Tirto Husodo sulit dilakukan karena keterbatasan lahan yang ada. Pemerintah sempat akan membeli tanah milik warga yang ada di sekitar lokasi, tetapi warga menolak dan saat menerima, harga yang ditawarkan pun sangat tinggi. Sehingga Pemkab tidak sanggup untuk membelinya.

    “Pemerintah di lokasi itu tidak memiliki tanah yang lapang, untuk itu kami kesusahan saat harus mengembangkannya. Tempat parkir saja kami menyewa tanah milik warga setempat, karena memang tidak ada lahan,” jelas dia.

    Lebih lanjut, pengembangan objek wisata Tirto Husodo paling tepat dipindah lokasi yang tanahnya luas. Dengan begitu bisa dikembangkan dengan baik dan sesuai kebutuhan. Ini supaya pengunjung pun bisa nyaman saat berada di lokasi.



    Editor : Ahmad Mufid Aryono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.