2 Tahun Gedung Rusak, Siswa SDN di Ponorogo Ngungsi Belajar di Sekolah Buddha

Satu gedung di SDN 4 Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kondisinya rusak parah dan atapnya nyaris roboh.

2 Tahun Gedung Rusak, Siswa SDN di Ponorogo Ngungsi Belajar di Sekolah Buddha Salah satu guru SDN 4 Gelangkulon Ponorogo menunjukkan atap gedung kelas yang rusak Senin (25/7/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Satu gedung di SDN 4 Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kondisinya rusak parah dan atapnya nyaris roboh. Saat ini gedung sekolah yang terdiri dari lima ruangan itu pun sudah tidak digunakan lagi.

    Muhammad Fatah Yasin, Kepala SDN 4 Gelangkulon, mengatakan gedung itu sudah rusak sejak tahun 2019. Mulai awal 2020, seluruh siswa yang menempati gedung itu harus diungsikan ke tempat lainnya agar tidak tertimpa reruntuhan atap rusak.

    ”Kami ungsikan sementara ke gedung sekolah Minggu Buddha. Kami meminjam untuk kegiatan pembelajaran,” kata Fatah saat ditemui di SDN 4 Gelangkulon Ponorogo, Senin (25/7/2022).

    Satu gedung yang rusak itu meliputi ruang kelas IV, kelas V, kelas VI, bekas kantor guru, dan satu ruang untuk perpustakaan serta unit kesehatan siswa (UKS).

    Baca Juga: Kakek-Kakek Penderita Stroke di Ponorogo Meninggal Terbakar di Dalam Rumah Sendirian

    Pantauan Solopos.com di lokasi, kondisi atapnya sudah lapuk dan beberapa gentingnya roboh. Ubin di kelas tersebut juga ambrol karena sering terjadi gempa.

    Fatah mengatakan kondisi ruang kelas itu sudah tidak layak dipakai. Ada 18 siswa yang harus diungsikan agar tidak terkena robohan atap, jika sewaktu-waktu gedung itu kondisinya semakin parah.

    ”Kalau temboknya masih bagus, hanya atap dan lantainya. Terakhir perbaikan itu tahun 2008,” ungkapnya.

    Kendala Pembelajaran

    Selama dua tahun pindah ke gedung milik umat Buddha itu, belum ada kendala pembelajaran antara siswa dan guru. Sebab, gedung yang dipinjam itu ada tiga ruangan dan masih baru. Kondisinya juga baik dan nyaman.

    Meskipun begitu, lanjut Fatah, kendalanya yaitu koordinasi antar siswa dan guru yang terpisah jarak 100 meter dari sekolah induk. Para guru harus ke gedung induk setiap sebelum mengajar dan ketika pulang.

    Baca Juga: Mantap! Kota Madiun Terima Nirwasita Tantra dari KLH & Penghargaan UI Green Metric

    ”Bolak-balik dan sulit koordinasinya, kegiatannya terpisah dan harus ke sini kalau ada kegiatan bersama,” jelasnya.

    Sementara itu, Caca, murid kelas 6 mengaku tidak senang jika pembelajarannya di gedung pinjaman itu. Sebab, dia merasa terisolasi lantaran tidak banyak teman di sana.

    ”Ga enak sekolah di sini. Enaknya belajar di sana,” pungkasnya.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.