3 Hari Banjir Belum Surut, Warga 3 Desa di Mojokerto dan Jombang Menderita

Sebagian korban banjir memilih bertahan di rumah untuk menyelamatkan harta benda.

3 Hari Banjir Belum Surut, Warga 3 Desa di Mojokerto dan Jombang Menderita Petugas mengevakuasi korban banjir dengan perahu karet. (detik.com)

    Madiunpos.com, MOJOKERTO -- Ribuan warga di tiga desa di Kabupaten Mojokerto dan Jombang terkepung banjir sejak tiga hari lalu. Genangan air akibat meluapkan Sungai Avur Watukadon itu tak juga surut.

    Hingga Rabu (5/2/2020) pukul 13.00 WIB, ketinggian air di beberapa lokasi masih mencapai lutut orang dewasa. Sementara air yang masuk ke rumah-rumah penduduk ketinggiannya antara 10 cm-40 cm.

    Wilayah di Mojokerto yang kebanjiran di antaranya Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko. "Banjirnya sejak Senin (3/2/2020) malam sampai sekarang belum surut, sudah 3 hari," kata Nuriyanto, 64, warga Dusun Tempuran, dikutip detik.com di rumahnya, Rabu.

    Wali Kota Risma Maafkan Zikria, Proses Hukum Terserah Polisi

    Selama 3 hari dikepung banjir, Nuriyanto bersama istri dan dua anaknya memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda. Karena dia khawatir ketinggian air setiap saat meningkat yang bisa menenggelamkan harta bendanya.

    Ia pun tak bisa mencari nafkah selama banjir. Nuriyanto dan keluarganya mengandalkan nasi bungkus bantuan warga dan dapur umum untuk menutupi rasa lapar. Itu pun hanya pagi dan sore.

    Banjir akibat luapan Sungai Avur Watudakon di Jombang dan Mojokerto. (detik.com)

    Sementara untuk minum, dia harus membeli air isi ulang. Karena bantuan air bersih dari Pemkab Mojokerto hanya dia gunakan untuk mandi bersama keluarganya.

    "Istri sakit gatal-gatal di kakinya. Belum dapat obat. Saya belum tanya di posko kesehatan. Tidak ada yang memberi tahu juga kalau ada posko kesehatan," ungkapnya.

    Catat, Jl. Wali Kota Mustajab di Surabaya Sudah Searah dari Barat ke Timur

    Keluhan yang sama dialami Dodik, 53, warga Dusun Tempuran. Selama tiga hari terendam banjir setinggi 40 cm, rumahnya kotor dan berbau tidak sedap. Dia juga memilih tidak mengungsi untuk menjaga harta benda. "Selama tiga hari saya tidak bisa kerja. Rumah menjadi kumuh dan bau," ujar petani tebu ini.

    Koordinator Input Data Pemerintah Desa Tempuran, Rahmanto Hidayat, mengatakan ada ratusan rumah penduduk yang dihuni 896 jiwa yang terendam banjir. Sebanyak 687 jiwa di antaranya tinggal di Dusun Bekucuk dan 209 jiwa di Dusun Tempuran. "Kondisi banjir paling parah di RT 001, 002 dan 003 Dusun Bekucuk. Air masuk rumah warga mencapai 40 cm," jelasnya.

    Banyak warga korban banjir yang mengungsi. Rahmanto mengaku tidak mencatat jumlahnya. Mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat. "Tidak ada pengungsi yang ke posko. Semua yang mengungsi memilih ke rumah keluarganya," cetusnya.

    BPS Rilis Data Kemiskinan, Masih Ada 7.690 Warga Miskin di Kota Madiun

    Banjir di Desa Tempuran juga melumpuhkan aktivitas pemerintahan desa dan pendidikan. Karena kantor desa, TK Negeri Pembina II Tempuran dan SDN Tempuran terendam banjir setinggi 50 cm. Sehingga anak-anak tidak bisa sekolah.

    Pemkab Mojokerto telah mendirikan dapur umum, posko kesehatan, posko BPBD dan mobil MCK di Dusun Tempuran. Sejumlah perahu karet disiapkan untuk membantu evakuasi warga dan mengirim makanan. Selain itu, sejumlah truk tangki didatangkan untuk menyuplai air bersih ke para korban banjir.

    Kondisi di Jombang

    Sementara di Kabupaten Jombang, banjir akibat luapan Avur Watudakon merendam 2 desa di Kecamatan Kesamben. Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang, Stevie Maria atau Peppy, menuturkan banjir siang ini merendam 260 rumah di Dusun Beluk, Desa Jombok dan 120 rumah di Dusun Kedondong, Desa Blimbing.

    Melahirkan Pas Tes CPNS Usai, Wanita Di Probolinggo Ini Justru Dapat Nilai Memuaskan

    "Ketinggian banjir tetap tidak ada perubahan, tetap seperti kemarin 10-60 cm. Ketinggian banjir tidak turun sama sekali sejak kemarin," terangnya.

    Mirip dengan di Mojokerto, para korban banjir di Kesamben memilih bertahan di rumah masing-masing. Menurut Peppy, sampai siang ini baru 3 lansia yang dievakuasi dari kepungan banjir. "Kami sudah membuka dapur umum dan distribusi air bersih ke para korban banjir," tandasnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.