Anak Muda Surabaya Tak Takut Corona, Kerja Wali Kota Risma Semakin Berat
Kasus covid-19 di Surabaya sekitar 29 persennya disumbang dari kalangan anak muda.
Madiunpos.com, SURABAYA -- Angka penularan Covid-19 di Kota Surabaya masih sangat tinggi. Sebagian besar di antaranya disumbang dari kalangan usia muda.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyebut ada 3.879 anak muda yang positif Covid-19. Angka itu menyumbang 29,36 persen dari total kumulatif terkonfirmasi 13.208 pasien Covid-19 di Ibu Kota Jawa Timur. Tingginya angka penularan Covid-19 di kalangan kaum muda ini salah satunya karena tidak adanya rasa takut akan Covid-19.
Sebagian dari mereka sadar akan bahaya virus corona. Namun mereka cenderung tidak takut dan pasrah jika tertular, sehingga tak heran jika masih banyak ditemui anak muda yang suka berkerumun di tempat nongkrong. Sikap ini yang membuat upaya Pemkot Surabaya menekan Covid-19 semakin berat.
Keefektifan Masker Scuba Dipersoalkan, Pedagang Masker : Kenapa Baru Sekarang?
Ada bermacam-macam alasan alasan mereka nungkrong, Namun secara umum mereka kompak mengaku jenuh berada di rumah atau seusai bekerja. Untuk itu, mereka mencari tempat nongkrong dan melepas kejenuhan tersebut. Meski begitu dirinya mengaku pasrah bila tertular Covid-19.
Pasrah
Salah satu anak muda Surabaya bernama Ivan, 24, yang kedapatan menongkrong mengaku tak takut tertular. "Nggak, nggak takut tertular. Kita pasrah menjalani hidup saja," ujar Ivan di kawasan warung kopi pinggir rel KA Kertomenanggal, Surabaya, Senin (21/9/2020), seperti dilansir detik.com.
Ivan keluar tidak sendiri, karena ia selalu mengajak keluarganya atau teman-temannya. Tempat tongkrongannya tidak satu saja, tapi berpindah-pindah. "Biasanya kita di kafe. Tapi sekarang mencoba di sini [warung pinggir rel]. Saya kalau keluar dengan saudara atau istri saya," tutur Ivan.
10 Nakes RSUD dr. Soedono Madiun Terpapar Covid-19
"Jadi saya merasa aman saja. Lagian kita pakai masker dan tetap jaga jarak," tambahnya.
Saat ditanya kenapa hanya pasrah? Ivan mengaku karena di rumah tak ada kegiatan lain. Sebab, ia baru saja mengalami PHK. Sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar. "Ya tak ada kerjaan lain. Saya kan habis di PHK. Ya kemarin saya kerja sopir terus kena pengurangan," beber Ivan.
Lain lagi dengan Dicky, 24, ia nongkrong karena jenuh usai bekerja seharian. Untuk itu, ia biasanya memilih ngopi bersama teman-temannya. "Ya jenuh usai kerja. Cari angin sambil ngopi sama teman," ucap Dicky.
Menurut Dicky, ia menyadari bahwa Covid-19 itu ada dan juga merasa khawatir. Namun untuk menghindari penularan, ia biasanya membatasi waktu nongkrongnya. "Kalau sekarang paling pukul 22.00 WIB sudah pulang. Kan ini juga lagi banyak razia. Ya khawatir juga kena Corona dan razia," tukas Dicky.
Muhammadiyah Nyatakan Tujuh Sikap Terkait Covid-19, Salah Satunya Minta Tunda Pilkada
Kebiasaan Nongkrong jadi sumber penularan
Pemkot Surabaya mendata kasus Covid-19 banyak ditemukan mulai kelompok usia remaja. Rata-rata mereka berusia antara 15 hingga 34 tahun. Penularan Covid-19 terhadap generasi muda itu diduga karena kebiasaan nongkrong.
Dari data Dinkes Surabaya per 14 September 2020, ada 3.879 kasus pada usia muda yang positif Covid-19. Bahkan angka itu menyumbang 29,36 persen dari total komulatif terkonfirmasi 13.208.
"Sebetulnya aku ingatkan anak muda ini karena fisiknya kuat. Ketika dia pulang ke rumah kan bisa nulari ibunya, neneknya, kan jadi bahaya. Jadi saya minta mereka agar berhati-hati. Mungkin dia OTG, tapi bisa nulari yang lain," kata Risma, Jumat (18/9/2020).
Terkait fenomena tersebut, Pemkot Surabaya pun menggencarkan pengawasan di lokasi yang jadi tempat tongkrongan anak muda. Operasi akan terus dilakukan selama 24 jam.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan razia patuh masker terus dilakukan di seluruh wilayah Kota Surabaya dengan melibatkan TNI/Polri. "Kita setiap hari, bahkan 24 jam kita lakukan, baik dari teman-teman kepolisian termasuk dari kecamatan. Kita menyisir lokasi-lokasi itu (tempat tongkrongan)," ujar Eddy, Senin.
Ia tak jarang membubarkan kerumunan di lokasi-lokasi yang menjadi tongkrongan anak-anak muda. Dan juga melakukan pembubaran. "Termasuk di warung-warung, di kafe-kafe kita masuk hampir tiap hari. Kita bubarkan kerumunan yang jaga jarak atau kapasitas pengunjungnya berlebih," ungkap Eddy.
Unik, 2 Bocah Ini Ajarkan Pola Hidup Sehat Saat Pandemi Melalui Sebuah Video
Rapid test massal dan sidang di tempat juga digalakkan saat raia. Lokasi-lokasi yang menjadi tempat kerumanan baik di kafe, warung, maupun bar yang tidak menerapkan physical distancing akan dirapid test di lokasi. Selain rapid test, dalam kesempatan yang sama polisi untuk melakukan tes narkoba.
Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy
Baca Juga
- Kajari Madiun Positif Narkoba, Granat Jatim Desak Kasus Ini Diusut Tuntas
- Tak Terima Ditegur karena Lawan Arus, Pemuda Hajar Sekuriti Pelabuhan Tanjung Perak
- Segera Manfaatkan! Pemprov Jatim Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 14 Juli 2023
- 161 Bus Siap Angkut Masyarakat untuk Mudik Gratis di Jawa Timur, Ini Cara Daftarnya
- 25.000 Orang Jadi Korban Robot Treding, Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Jadi Tersangka
- Gubernur Luncurkan Kalender Wisata Jatim 2023, Ini Deretan Event Wisata yang Layak Dikunjungi
- Pesta Miras Oplosan saat Acara Pernikahan, 3 Warga Surabaya Tewas
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.