BENCANA PONOROGO : Jembatan Pangkal Roboh, 1.200 Jiwa Terisolasi

BENCANA PONOROGO : Jembatan Pangkal Roboh, 1.200 Jiwa Terisolasi Kondisi jembatan Pangkal di Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, yang roboh, Kamis (12/5/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Bencana Ponorogo yakni jembatan roboh di Desa Pangkal mengakibatkan 1.200 jiwa terisolasi.

    Madiunpos.com, PONOROGO - Jembatan penghubung di Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, roboh diterjang air sungai, Rabu (11/5/2016), sekitar pukul 18.00 WIB. Akibatnya, seribuan warga yang tinggal di 200 rumah di desa setempat terisolasi karena tidak ada akses jalan.

    Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Kamis (12/5/2016) sekitar jam 10.00 WIB, jembatan yang memiliki lebar tiga meter dan panjang 13 meter itu roboh ke sungai yang ada di bawahnya. Tiang penyangga jembatan itu roboh diterjang aliran air yang sangat deras.

    Babinkamtibmas Desa Pangkal, Bripka Rio Bagus, mengatakan peristiwa ambrolnya jembatan Pangkal bermula saat hujan mngguyur wilayah itu dengan deras sejak pukul 16.00 WIB hingga malam.

    Air sungai yang ada di bawah jembatan itu mengalir sangat deras hingga meruntuhkan tiang penyangga jembatan. Jembatan itu pun seketika roboh dan memutuskan akses jalan di desa tersebut.

    "Kemarin sore [Rabu] itu hujannya sangat deras, kemungkinan tiang jembatan tidak kuat menahan laju aliran air dan membuat jembatan roboh," kata dia kepada Madiunpos.com.

    Rio menambahkan jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan bagi 1.200 jiwa yang ada di Dukuh Pangkal. Sehingga, dengan jembatan tersebut roboh, aktivitas warga Pangkal pun terhenti.

    Warga yang ingin keluar dari dukuh itu, kata Rio, harus melewati jembatan yang rusak. "Ini yang bisa lewat hanya pejalan kaki, kalau motor ya ga bisa lewat," ujar Rio.

    Dia mengatakan jembatan tersebut dibangun pada tahun 1996 dan hingga bencana ini datang, belum ada peristiwa seperti saat ini. Dia menduga tiang tersebut sudah rapuh karena secara terus menerus dibebani kendaraan yang melebihi tonase.

    "Soalnya jembatan ini akses satu-satunya, terkadang ada truk pengangkut bahan bangunan, pengangkut hasil panen, dan kenderaan bertonase besar lewat sini. Sehingga lama kelamaan jembatan rapuh dan roboh saat diterjang aliran air yang deras," jelas Rio.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.