BPDAS Bengawan Solo Bangun 60 Gully Plug di Bojonegoro dan Pacitan untuk Konservasi Tanah dan Air

Tugas BPDAS Bengawan Solo di bidang konservasi tanah dan air terkait dengan pembuatan bangunan teknis di aliran-aliran sungai, seperti dam penahan erosi dan gully plug.

BPDAS Bengawan Solo Bangun 60 Gully Plug di Bojonegoro dan Pacitan untuk Konservasi Tanah dan Air BPDAS Bengawan Solo membangun gully plug sebanyak 60 unit di Bojonegoro dan Pacitan selama 2023. (Istimewa)

    Madiunpos.com, SOLO—Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bengawan Solo membangun 60 unit gully plug di wilayah Bojonegoro dan Pacitan, Jatim pada 2023.

    Pembangunan gully plug itu berkaitan dengan pembuatan bangunan teknis di aliran-aliran sungai. Bangunan-bangunan teknis itu untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor bibir sungai.

    “Tujuan utamanya mengurangi erosi sungai, parit, dengan pembuatan dam penahan dan gully plug,” ujar Kasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan BPDAS Bengawan Solo, Yanuar Aditya Putra, saat diwawancara Madiunpos.com, Jumat (1/12/2023).

    Gully plug merupakan konstruksi bangunan di aliran sungai yang berfungsi untuk mengurangi erosi dan menahan sedimentasi.

    Tapi gully plug lebih kecil dibandingkan dam penahan sedimentasi. “Gully plug seperti dam penahan, tapi lebih kecil. Biasanya juga di sungai kecil,” urai dia.

    Sepanjang 2023, BPDAS Bengawan Solo telah membuat lima dam penahan di Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan untuk gully plug telah dibangun 60 unit, yang terdiri 20 unit di Kabupaten Bojonegoro, dan 40 unit di Kabupaten Pacitan. Pelaksana kegiatan masyarakat.

    “Pelaksanaan kegiatan sudah selesai Agustus 2023. Kegiatan itu dilaksanakan oleh kelompok tani, sama yang rehabilitasi hutan dan lahan secara vegetatif. Menilik kondisi di lapangan sebenarnya perlu pembuatan banyak dam penahan dan gully plug,” kata dia.

    Sehingga sungai atau parit bisa bebas dari erosi maupun longsor. Yanuar mengatakan selain pembuatan bangunan teknis dam penahan dan gully plug, perlu juga penanaman tanaman berakar kuat di sepanjang daerah sempadan sungai. Hal itu untuk mencegah erosi.

    “Perlu juga penanaman pepohonan dengan akar kuat di sempadan sungai untuk mencegah erosi. Tapi selain secara vegetattif, ini dilakukan dengan cara teknik sipil, pembuatan dam penahan dan gully plug. Di misi ini perlu partisipasi dan kerja sama semua pihak,” tutur dia.



    Editor : Ahmad Mufid Aryono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.