BPJS KESEHATAN : Baru 57% Warga Jatim Terkaver BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan belum mengaver seluruh warga Jawa Timur. Hingga akhir tahun 2015 ini, baru 57% warga Jatim yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
Madiunpos.com, SURABAYA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Jawa Timur hingga akhir 2015 mencatat sekitar 21,7 juta jiwa warga Jatim terkaver program jaminan kesehatan itu. Dengan kata lain baru 57% atau separuh lebih sedikit warga Jatim yang telah terdaftar kepesertaan program asuransi BPJS Kesehatan itu.
"Hingga akhir tahun ini, masih 57% yang sudah terdaftar sehingga tahun depan harus bisa lebih banyak lagi," ujar Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional VII Jawa Timur Mulyo Wibowo kepada wartawan seusai rapat koordinasi pelaksanaan BPJS di Kantor Gubernur, Jl. Pahlawan, Kota Surabaya, Rabu (30/12/2015).
Angka itu, menurutnya, belum mampu memenuhi target yang dicanangkan BPJS untuk tahun 2015 ini, yakni 23,5 juta jiwa warga Jatim terdaftar asuransi kesehatan itu. Kendati demikian, pihaknya yakin pada 2019 target 100% warga Jatim atau sekitar 38 juta penduduk sudah terdaftar dalam BPJS Kesehatan.
Demi mempermudah proses pembayaran, kata dia, BPJS selama ini telah bekerja sama dengan toko-toko swalayan dan kantor pos sehingga diharapkan kesadaran masyarakat semakin tinggi, khususnya peserta mandiri. Menurut dia, dari 1,6 juta peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar secara mandiri, 35% di antaranya saat ini sudah tidak aktif membayar iuran.
"Memang banyak yang ketika sembuh dari sakit tidak lagi aktif bayar. Namun, sebagian dari mereka juga tidak bayar karena memang tidak mampu sehingga kami usulkan untuk dibiayai pemerintah," katanya.
Dibayari Pemerintah Daerah
Demi meningkatkan kepesertaan maupun kelancaran pembayaran iuran, ia berharap pemerintah daerah lebih proaktif dengan menambah jatah kepesertaan BPJS Kesehatan yang iurannya ditanggung pemerintah daerah. "Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan baru 14 daerah. Mudah-mudahan ke depan bisa ditingkatkan ke seluruh daerah di Jatim," katanya.
Di tempat sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengapresiasi kinerja BPJS Kesehatan dan berharap 2016 semakin banyak warga yang mendaftar menjadi peserta. "Tahun ini memang tidak sampai target, tapi secara umum lebih baik dibandingkan 2014 yang hanya mencapai 19 juta jiwa warga," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Dilarang Diskriminasi
Terkait kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, lanjut dia, harus perlu didorong dan memiliki pandangan bahwa warga sangat membutuhkan BPJS, khususnya kesehatan. "Pola pikir masyarakat tentang kesehatan sekarang ini masih bersifat kuratif (mengobati). Ke depan masyarakat harus kita dorong menjadi preventif dan promotif," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Teringgal tersebut.
Ia juga minta seluruh rumah sakit untuk tidak lagi membedakan antara pasien BPJS dan pasien umum sehingga tak ada lagi alasan masyarakat tak mendaftar. "Kalau membeda-bedakan maka pasti ada sanksi, antara lain berupa pencabutan kerja sama rumah sakit dengan BPJS," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Editor : Rahmat Wibisono
Baca Juga
- Mantap! Pemkot Madiun Terima Penghargaan UHC dari Pemerintah Pusat
- BPJS Kesehatan Beri Penghargaan kepada 20 Jurnalis Pemenang Lomba Karya Jurnalistik
- Dengan JKN-KIS, Masyarakat Madiun Lebih Tenang di Masa Pandemi Covid-19 (Bagian 2-habis)
- Dengan JKN-KIS, Masyarakat Madiun Lebih Tenang di Masa Pandemi Covid-19 (Bagian 1)
- Pandemi Covid-19, Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Sanggup Bayar Iuran Meningkat
- Pemerintah Akan Hapus Kelas dalam Kepesertaan BPJS Kesehatan
- Duh, Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.