Bukan Orang Malaysia, Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Ternyata WNI

Mabes Polri menangkap MDF, 16, pembuat parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya di daerah Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat.

Bukan Orang Malaysia, Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Ternyata WNI Lagu Indonesia Raya dilecehkan. (Suara.com)

    Madiunpos.com, JAKARTA--Ternyata pembuat parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya warga negara Indonesia, bukan warga Malaysia. Pria ini berinisial MDF, 16, yang ditangkap Mabes Polri di Cianjur, Jawa Barat.

    MDF ini pemilik akun YouTube My Asean yang sebelumnya disebut-sebut merupakan warga Malaysia. Hal itu diungkapkan Kabareskrim Komisaris Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Jumat (01/01/2021). "Benar, sudah ditangkap," kata Listyo.

    MDF ditangkap polisi pada Kamis (31/12/2020) sekitar pukul 20.00 WIB di daerah Karangtengah, Cianjur.

    Terapi Plasma Konvalesen, Berbagi untuk Kemanusiaan

    Selain menangkap MDF, polisi juga menyita barang bukti berupa ponsel, SIM card, seperangkat komputer rakitan, kartu keluarga, serta akta kelahiran.

    Kekinian, MDF telah berstatus tersangka. Dia disangkakan melanggar Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    Selain itu, MDF juga disangkakan melanggar Pasal 64A juncto Pasal 70 UU No 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambar Negara, serta Lagu Kebangsaan.

    Beberapa Gangguan Tidur yang Umum Terjadi, Apa Saja?

     

    Pelaku Lain Masih Bocah

    Sebelumnya, Kepala Kepolisian Kerajaan Malaysia, Irjen Tan Sri Abdul Hamid Bador, mengatakan penghina lagu Indonesia Raya telah ditangkap. Pelaku adalah warga negara Indonesia. Bekerja di Sabah, Malaysia.

    Penghina lagu Indonesia Raya itu menyunting lirik lagu kebangsaan Indonesia, seperti yang viral di media sosial. Video yang bertujuan menghina RI tersebut bukan dibuat di Malaysia.

    Hasil penyelidikan itu diperoleh pembuat video parodi itu dilakukan seorang buruh warga Indonesia berusia sekitar 40 tahun, yang bekerja di Sabah. Dia dicurigai menjadi pelaku pembuatan parodi lagu Indonesia Raya.

    Kenali 5 Alergi Tubuh yang Sering Terjadi

    Selain MDF, kepolisian mengungkap identitas pelaku lainnya yang masih bocah berinisial NJ, 11. Dia ditangkap lebih dulu oleh Polisi Diraja Malaysia di Sabah. NJ merupakan WNI yang berada di sana mengikuti orang tuanya sebagai sopir di perusahaan perkebunan.

    "NJ ditangkap di Sabah oleh polisi setempat. Usianya baru 11 tahun," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Argo Yuwono, di Bareskrim Polri, Jumat (1/1/2021).

    Setelah NJ ditangkap, Polisi Diraja Malaysia dan Bareskrim Polri meneruskan penyelidikan untuk mencari pelaku lain.

    Wow! Persija Klub Paling Populer di ASEAN, Nomor 3 di Asia

     

    Saling Kenal

    Berdasarkan penyelidikan itu, diketahui terdapat rekan NJ di Cianjur yang membantu menyebar video tersebut. Warga Cianjur itu tersangka kedua berinisial MDF.

    MDF dan NJ saling mengenal. Keduanya kerap melakukan komunikasi via dunia maya. "Intinya adalah antara NJ yang di Sabah kemudian dengan MDF di Cianjur ini berteman dalam dunia maya. Sering komunikasi, marah-marah sering," kata Argo.

    Argo menceritakan, awalnya MDF membuat dan menyebarkan video parodi lagu Indonesia Raya pada kanal YouTube miliknya.

    6 Mitos dan Takhayul yang Masih Berkembang di Masyarakat, Masih Percaya?

    Dalam unggahan itu, MDF mengaitkan tag video tesebut dengan nama NJ. MDF juga memberi informasi video tesebut dibuat di Malaysia serta menggunakan nomor ponsel setempat.

    NJ marah kepada MDF. Namun, NJ kemudian justru mengunggah video sama milik MDF ke kanal YouTube sendiri. Dia lebih dulu melakukan penyuntingan.

    "NJ membuat kanal YouTube bernama My Asean. Video yang diunggah itu milik MDF tapi sudah disunting, ditambahkan gambar babi," kata Argo.

    Dukung Muktamar Muhammadiyah, UMS Bangun Guest House Setara Hotel

    Karena itulah, Argo mengatakan MDF dan NJ sama-sama melakukan penghinaan terhadap lagu kebangsaan Indonesia.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.