Terapi Plasma Konvalesen, Berbagi untuk Kemanusiaan

Selama pandemi Covid-19 kebutuhan terapi plasma konvalesen cukup tinggi, namun ketersediaan kurang karena banyak pendonor yang tidak memenuhi syarat.

Terapi Plasma Konvalesen, Berbagi untuk Kemanusiaan Penyintas Covid-19 asal Sawojajar, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Imam Masyhuri, mendonorkan plasma konvalesen Covid-19 di PMI Kota Malang, 2 Desember 2020. (Istimewa)

    Madiunpos.com, MADIUN--Imam Masyhuri, 47, tak henti-hentinya mengucapkan bersyukur. Ia lolos dari maut setelah sembuh Covid-19. Sebagai mantan perokok, Imam sempat mengalami sesak napas dan memiliki saturasi yang rendah. Ia pun harus dirawat di rumah sakit karena infeksi penyakit seribu wajah ini.

    Berbagi untuk sesama melalui donor plasma darah konvalesen (plasma convalescent) kepada penderita Covid-19 kini ia lakukan. Hal itu merupakan bentuk ikhtiar berbagi kebahagiaan terhadap sesama. Pria asal Jembawan, Sawojajar, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini sudah dua kali mendonorkan plasma darahnya lewat PMI Malang.

    Kali pertama dia mendonorkan plasma darah karena akhir November lalu ada teman yang orang tuanya membutuhkan plasma antibodi Covid-19 untuk golongan darah O. Imam yang memiliki golongan darah O+ dan penyintas Covid-19 yang baru sembuh, menawarkan diri menjadi pendonor. Dia pun pergi ke PMI Kota Malang berniat mendonorkan plasma darah.

    Innalillahi...Mantan Menkeh dan Mensesneg Muladi Wafat Melawan Covid-19

    Akan tetapi sesampainya di PMI, Imam baru mengetahui prosedur yang harus dijalani untuk mendonorkan plasma darah tidak semudah yang dikira. Setelah melalui screening awal dan diambil sampel darah untuk mengetahui kadar titer antibodinya, Imam dipersilakan pulang. Empat hari kemudian PMI Malang menghubunginya. Titer antibodi Imam dinyatakan sangat layak untuk dijadikan donor.

    “Semakin parah kondisi yang dialami oleh seorang penyintas Covid-19 saat sakit, semakin tinggi titer antibodi yang terbentuk. Itu yang dikatakan petugas PMI kepada saya,” kata Imam saat dimintai konfirmasi madiunpos.com, Kamis (31/12/2020).

    Salah satu petugas PMI Kota Malang tersebut juga memberi tahu kebutuhan plasma antibodi Covid-19 ini cukup tinggi, sedangkan ketersediaan kurang. (lihat grafis syarat pendonor plasma konvalesen). Selain pendonor kurang, juga banyak yang tidak memenuhi syarat. Dari 80 orang yang mengisi Google Form, hanya enam orang yang lolos memenuhi syarat, dan Imam menjadi orang yang keenam.

    Waduh, Zona Merah Covid-19 di Jatim Bertambah Jadi 8 Daerah

    “Sebenarnya banyak yang ingin menjadi donor. Namun banyak yang tidak memenuhi syarat, seperti mereka yang dulu pernah kena Covid-19 tapi ringan, atau OTG [orang tanpa gejala],” jelasnya.

    Proses pengambilan darah berlangsung kurang lebih satu jam. Untuk membantu proses pemompaan darah, tangan diminta menggenggam dan meremas bola karet agar darah mengalir lancar. Jarum untuk mengambil darahnya mirip jarum donor biasa, yang membedakan adalah selang darahnya bercabang.

    Masuk ke mesin (mirip mesin hemodialisis / cuci darah) dan keluar bercabang lagi ke kantung tempat plasma terkumpul. Darah dipompa keluar oleh alat untuk kemudian dipisahkan plasmanya. Kemudian secara bergantian selanjutnya darah dipompa masuk kembali melalui saluran yang sama. Plasma darah yang dibutuhkan sekitar 660 ml. Plasma darah berwarna kuning ini nantinya akan dibagi menjadi tiga bagian, dan bisa digunakan untuk tiga pasien.

    Sekolah Zona Oranye dan Kuning Jatim Boleh Buka, Zona Merah Belajar di Rumah

    Menariknya, donor plasma darah konvalesen ini bisa dilakukan setiap 14 hari sekali, asalkan titer antibodi masih memenuhi syarat kelayakan. Tidak seperti donor darah biasa yang harus menunggu hingga tiga bulan.

    Karena proses panjang yang harus dilalui, nyawa orang tua teman Imam yang sedianya membutuhkan donor plasma darah darinya akhirnya tidak tertolong. Namun plasma darah milik Imam didistribusikan oleh PMI untuk membantu penderita Covid-19 lainnya yang memiliki golongan darah O seperti dia. Imam mengaku tak mengetahui ke mana plasma darahnya akhirnya didonorkan.

    “Plasma darah yang diambil 660 ml dan dibagi menjadi tiga kantung. Saya tidak tahu siapa yang memakai plasma darah saya. Yang penting saya bisa membantu mereka yang membutuhkan,” kata karyawan swasta pada bidang teknologi informasi di Malang tersebut.

    Mosi Tidak Percaya ASN Pemkab Jember kepada Bupati Faida

    Pada 18 Desember 2020 Imam kembali mendonorkan plasma darah. Titer antibodinya masih tinggi dan memenuhi persyaratan untuk kembali menjadi pendonor plasma darah konvalesen. Imam bertekad akan terus mendonorkan plasma darahnya secara rutin untuk membantu penderita covid-19 yang membutuhkan.

    Kini setelah mendonorkan plasma darah, Imam sering dihubungi oleh keluarga penderita Covid-19 yang kebingungan mencari pendonor plasma darah bagi keluarganya. Selayaknya, setiap PMI memiliki stok plasma darah yang mencukupi, seiring pandemi Covid-19 yang belum berhenti.

    “Saya bersyukur bisa mendonorkan plasma darah karena kebutuhan donor tinggi. Bagi saya ini adalah bentuk ikhtiar, metode pengobatan , dan Allah SWT yang menyembuhkan,” kata Imam.

    Hiii...Ular Kobra Datangi di Kantor DPRD Situbondo

    Sebagai penyintas Covid-19, Imam mengingatkan agar masyarakat tidak meremehkan penyakit asal Wuhan, Tiongkok, tersebut. Imam mengalami sendiri bagaimana dia dan beberapa keluarga besarnya menderita penyakit ini pada September lalu.

    “Ini nyata, saya mengalami sendiri. Saya merasakan sesak napas yang luar biasa dan harus dirawat di RSSA [Rumah sakit Syaiful Anwar] Malang. Jangan sepelekan karena Covid-19 menyerang sisi terlemah tubuh kita,” Imam mengingatkan.

     

    Senjata Ampuh

    Syukur kepada Allah SWT juga diucapkan penerima donor plasma konvalesen, Dr. Sunarto Isstianto, 70.  Sebelum lima hari dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19, dia sangat tersiksa karena merasakan sesak napas. Apalagi usianya sudah sepuh, 70 tahun.

    7 Ciri Mengejutkan Orang dengan IQ Tinggi, Apakah Anda Termasuk?

    “Luar biasa. Malamnya [Minggu, 27/12/2020] diberi plasma darah itu paginya [Senin, 28/12/2020] saya sudah baik dan setelah di-swab dinyatakan negatif,” ujar pendiri STIE Surakarta tersebut saat dihubungi madiunpos.com, Kamis (31/12/2020).

    Sebagai pengurus PMI Kota Solo, Sunarto beruntung karena cukup mudah mendapatkan plasma darah. Apalagi, dia memiliki golongan darah O. Stok darah dengan golongan darah ini relatif banyak ketimbang golongan darah lainnya. Padahal di berbagai kota, tidak mudah mendapatkan donor plasma konvalesen.

    “Saya terima kasih karena banyak dibantu oleh banyak pihak, termasuk teman-teman dari PMI,” kata dia.

    Lendir Siput Ternyata Memiliki Manfaat untuk Kecantikan, Apa Saja?

    Jika dibandingkan dengan mendapatkan plasma konvalesen, Sunarto justru kewalahan saat mencari rumah sakit ketika gejala virus corona mulai menyerang organ pernapasannya. Meningkatnya jumlah pasien Covid-19 membuat rumah sakit rujukan di Kota Solo penuh. Sebelumnya saat gejala sakitnya belum parah, Sunarto memilih isolasi mandiri di rumah.

    “Pertama di RS JIH ditolak karena tidak menerima pasien Covid-19, setelah itu ke Jebres [RSUD dr. Moewardi] tetapi sudah penuh. Lalu ke Panti Waluyo dan akhirnya mendapatkan kamar di RS Kasih Ibu. Banyak sekali pasien Covid-19 di RS Kasih Ibu. Meski demikian alhamdulillah pelayanan di sini bagus,” bebernya.

    Pengalaman pahitnya itu membuat Sunarto mengapresiasi penyintas Covid-19 yang mau berbagi mendonorkan plasma darahnya. Plasma konvalesen menurutnya sangat dibutuhkan bagi penderita Covid-19. Utamanya  pasien dengan derajat sedang dan berat yang mengarah kegawatan (pneumonia dengan hipoksia) sepertinya.

    Hujan Deras 4 Jam, Ratusan Rumah di Madiun Kebanjiran

    Sunarto pun mempersilakan masyarakat yang membutuhkan plasma darah untuk terapi plasma konvalesen menghubungi PMI Kota Solo. Dia yakin terapi ini menjadi salah satu senjata ampuh melawan virus corona.

    “Ada stok di PMI, silakan bagi yang memerlukan. Plasma konvalesen ini sangat luar biasa.”

    Sunarto sebelumnya tidak menyangka bakal terkena Covid-19. Protokol kesehatan seperti mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak saat bertemu orang sudah dia terapkan.

    Panduan Isolasi Mandiri untuk Pasien Covid-19

    Bisa jadi dia terinfeksi virus mematikan itu saat makan bersama keluarganya di restoran yang banyak pengunjung. Dia kaget karena saat opname di rumah sakit, berada satu kamar dengan dua pasien Covid-19 lain yang sebelumnya pernah berdekatan meja makan di restoran yang sama. Oleh sebab itu dia meminta agar masyarakat menghindari kerumunan untuk mencegah persebaran Covid-19.

    “Mungkin [tertular Covid-19] saat saya makan bersama keluarga di luar [restoran] itu. Kan di situ banyak orang, antre, lepas masker, dan banyak yang ngobrol-ngobrol. Ini bahayanya kumpul-kumpul  dan lepas masker,” pungkasnya.

     

    Kriteria Donor Plasma Konvalesen

    • Pernah terdiagnosis konfirmasi Covid-19 (hasil swab PCR dan/atau swab antigen positif)
    • Telah bebas gejala Covid-19 (demam/batuk/sesak/diare) sekurang-kurangnya 14 hari.
    • Usia 18-60 tahun
    • Laki-laki, wanita yang belum pernah hamil
    • Berat badan minimal 55 kg
    • Tidak memiliki penyakit yang berat (gagal ginjal, jantung, kanker, kencing manis, darah tinggi tidak terkontrol)

    Sumber: dr. Ariani M.Kes, Sp.A (K), pendiri Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.