Buntut Wanita yang Dilecehkan di Bandara Soetta, PT Kimia Farma Diagnostika Ambil Jalur Hukum

PT Kimia Farma Diagnostika selaku penyedia layanan rapid test di Bandara Soetta akan menyelidiki siapa oknum dokter yang disebut melecegkan secara seksual wanita calon penumpang pesawat.

Buntut Wanita yang Dilecehkan di Bandara Soetta, PT Kimia Farma Diagnostika Ambil Jalur Hukum Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Jakarta. (detik.com)

    Madiunpos.com, JAKARTA -- Kabar seorang wanita dilecehkan secara seksual dan diperas oleh seorang dokter di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) berbuntut panjang. PT Kimia Farma Diagnostika selaku penyedia layanan rapid test di bandara tersebut kini menyelidiki siapa dokter yang dimaksud.

    PR Kimia Farma Diagnostika mengaku telah menghubungi wanita calon penumpang pesawat tersebut. "PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut. PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test, pemerasan, tindakan asusila, dan intimidasi," ujar perwakilan PT Kimia Farma, Adil Fadilah Bulqini, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/9/2020).

    Sebagai informasi, PT Kimia Farma Diagnostika adalah anak perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek. Sedangkan Kimia Farma Apotek adalah anak usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk, BUMN sektor farmasi.

    Seorang Wanita Mengaku Dilecehkan Dokter saat Rapid Test di Bandara Soetta, Polisi Turun Tangan

    Executive General Manager Bandara Soetta, Agus Haryadi, mengatakan PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara sangat menyesalkan adanya informasi ini. Agus Haryadi menuturkan dukungan diberikan kepada seluruh pihak termasuk keperluan untuk pengecekan CCTV dan lainnya.

    "Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoordinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini," ujarnya seperti dilansir detik.com.

    "PT Angkasa Pura II sangat berharap hal ini tidak berulang kembali. Bersama-sama, PT Angkasa Pura II dan stakeholder harus menjaga reputasi Bandara Soekarno-Hatta," jelas Agus Haryadi.

    Terjun ke Sungai Hindari Kejaran Polisi, Residivis di Mojokerto Tenggelam

    Seperti diberitakan sebelumnya, seorang wanita berinisial LHI viral di media sosial karena mengalami dugaan pemerasan dan pelecehan seksual saat pemeriksaan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta. LHI membagikan cerita melalui akun Twitter-nya.

    Kronologi

    Peristiwa ini disebut terjadi pada 13 September 2020. Saat itu LHI hendak melakukan perjalanan ke Nias, Sumatera Utara. Dia mengaku berencana melakukan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

    "Pada hari Minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara," tulis akun @listongs.

    LHI mengaku tiba terminal 3 pada pukul 04.00 pagi, untuk melakukan tes di tempat resmi yang disediakan pihak Bandara. Dia mengaku yakin bahwa hasil tes akan nonreaktif, namun ternyata hasilnya dinyatakan reaktif.

    "Tapi yaudah, mungkin akunya yang terlalu sombong, jadi rapid aku reaktif Ig G. di situ aku yaudah pasrah, mau cancel flight juga gapapa. karena pergi ke nias juga gak urgent-urgent banget," katanya.

    Dampak Positif Covid-19: Kasus Perceraian Turun 37% Selama Pandemi Covid-19

    Dia mengaku telah berniat membatalkan penerbangannya. Namun dokter yang melakukan pemeriksaan disebut justru menawarkan perubahan data atas hasil rapid test.

    "Habis itu dokternya nanyain, 'kamu jadi mau terbang gak?' di situ aku bingung kan, hah kok nanya nya gini.... terus aku jawab lah 'lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel', habis itu dokternya bilang 'ya bisa nanti saya ganti data-nya'," ujar LHI.

    "Di situ kaget si jujur, sama bingung juga. sampai akhirnya aku bilang ke dokternya 'gausah juga gapapa dok, saya takut nularin ke orang-orang di Nias. Jujur emang aku mikirnya gt, karna setau aku di Nias jg masih minim fasilitas kesehatannya, kasihan juga orang2 di sana," sambungnya.

    Dikuntit Dokter

    Singkat cerita, dia yang mengaku dokter tersebut mengikutinya hingga departure gate dan meminta bayaran. LHI mengaku mentransfer uang kepada oknum dokter tersebut Rp 1,4 juta.

    "Si dokter jawab 'mba mampunya berapa? misal saya sebut nominalnya takut ga cocok' hhh si anjing. yaudalah aku asal jawab aja "sejuta?" eh si dokter miskin ini jawab "tambahin dikit lagi lah mba" si t*i yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4jt," tuturnya.

    Selain meminta bayaran, dia menyebut oknum dokter tersebut juga melakukan pelecehan kepada dirinya dengan mencium dan meraba payudara.

    "Aku kira cuma selesai sampai di situ, ternyata enggak abis itu, si dokter ndeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. di situ aku bener2 shock, ga bisa ngapa2in, cuma bisa diem, mau ngelawan aja gabisa saking hancurnya diri aku di dalam," ujarnya.

    Kartu Prakerja Dianggurin, 180.000 Peserta Dicabut

    LHI sendiri mengaku tidak dapat melakukan perlawanan saat kejadian tersebut. "Please jngan hujat aku "aku nya yang ngebolehin/gak ngelawan" tapi jujur, pada saat kejadian bener2 gak bisa ngapa2in dan ngerasa powerless," tuturnya.

    Polisi Turun Tangan
    Pihak kepolisian sedang menyelidiki kejadian tersebut. Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta. Kompol Alexander Yurikho, mengaku sudah mendapat informasi soal viralnya cerita dugaan kasus pemerasan dan pelecehan seksual tersebut. Dia menyebut pihak korban sejauh ini belum melapor.

    "Iya, kami sudah monitor [terkait kejadian tersebut], tapi [korban] secara resmi belum melaporkan," kata Alexander saat dimintai konfirmasi, Sabtu (19/9/2020).



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.