Dari Coba-Coba, Warga Madiun Ini Berhasil Ekspor Kerajinan Kulit ke Jepang Hingga Kanada (Bagian-2)

Hasil kreasinya dijual dengan harga tinggi karena memang disesuaikan dengan kerumitan pembuatannya dan bahan kulit sapi pilihan.

Dari Coba-Coba, Warga Madiun Ini Berhasil Ekspor Kerajinan Kulit ke Jepang Hingga Kanada (Bagian-2) Hendro Suwignyo sedang menjahit kerajinan kulit sapi di rumah produksinya di Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Rabu (13/10/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Sedangkan penjualan di dalam negeri, lanjut Hendro, dirinya sudah mengirim ke hampir seluruh wilayah di Indonesia. Terutama di kota-kota besar, seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Garut, dan kota besar lainnya.

    Untuk produk yang sudah dibuat, lanjutnya, ada zippo pouch, tempat botol handsanitizer, dompet, dan tas.

    Karena memang dibuat handmade 100% tanpa bantuan mesin, harganya per produk mulai Rp60.000 sampai Rp1,7 juta. Harga paling murah yaitu tempat botol handsanitizer yaitu mulai Rp60.000.

    Hasil kreasinya dijual dengan harga tinggi karena memang disesuaikan dengan kerumitan pembuatannya dan bahan kulit sapi pilihan. Seperti kulit nabati dan kulit crazy horse.

    Dari Coba-Coba, Warga Madiun Ini Berhasil Ekspor Kerajinan Kulit ke Jepang Hingga Kanada (Bagian-1)

    Karena membutuhkan ketelatenan, Hendro mengatakan produknya tidak bisa ditangani oleh orang lain. Semuanya dikerjakan sendiri.

    “Karena ini handmade ya, jadi kalau beda tangan kan beda hasil. Jadi memang harus saya sendiri yang pegang [produksi],” kata dia.

    Hendro bercerita dirinya sempat dibantu tiga orang karyawan. Mereka diberi tugas untuk menjahit hingga memotong bahan kulit. Tetapi, ternyata hasilnya berbeda dan tidak sesuai. Akhirnya ketiga karyawan itu pun mengundurkan diri.

    Hendro Suwignyo, 38, warga Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun menunjukkan hasil produk handmade kulit miliknya, Rabu (13/10/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    “Kayak jahit ya, sebenarnya sudah dikasih tanda bagian mana yang dijahit. Tapi ya tidak rapi. Saya juga akhirnya yang repot karena harus memperbaikinya,” ujarnya.

    Omzet Capai Rp12 Juta Per Bulan

    Meski barang kreasi produksinya harganya mahal, Hendro mengaku ada saja orang yang membeli produknya. Setiap bulan ada puluhan produk yang mampu dijual. Barang yang banyak dijual adalah tempat hand sanitizer.

    Selamat, Jatim Peringkat 3 PON XX Papua

    Omzet per bulannya antara Rp5 juta hingga Rp8 juta. Tetapi, dia pernah mendapatkan pencapaian tertinggi dengan omzet Rp12 juta per bulan.

    Dia yakin usahanya ini akan terus berkembang. Yang terpenting, menurutnya harus terus memperbaiki kualitas produk sehingga benar-benar bisa bersaing dengan produk serupa.

    “Apalagi sekarang ini penjualan lewat online ya, bisa menjangkau ke mana saja. Bahkan ke luar negeri juga bisa dengan mudah mendapatkan konsumen,” kata dia. (Selesai)



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.