Dear Menteri Nadiem! Ini Curhatan Siswa dan Orang Tua di Madiun Selama PJJ Online

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah dilakukan sejak awal pandemi Covid-19 masuk di Indonesia.

Dear Menteri Nadiem! Ini Curhatan Siswa dan Orang Tua di Madiun Selama PJJ Online Puluhan pelajar di Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun saat menerima bantuan berupa paket alat tulis dari jurnalis setempat, Sabtu (15/8/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah dilakukan sejak awal pandemi Covid-19 masuk di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa tatap muka itu pun sudah mulai memunculkan masalah baru.

    Murid dan orang tua murid juga banyak yang mengeluhkan atas pembelajaran jarak jauh berbasis online tersebut. Namun karena kondisi pandemi Covid-19 masih belum terkendali, sehingga pemerintah beranggapan PJJ ini menjadi cara paling aman.

    Seorang siswa dari SMPN 7 Kota Madiun, Fahri Eka Aditya, 13, mengatakan sudah berbulan-bulan tidak masuk sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. Karena beberapa bulan terakhir pembelajaran dilakukan secara online.

    Peringati 100 Hari Meninggalnya Didi Kempot, Yan Vellia Bersama Rombongan Ziarah ke Ngawi

    Fahri yang pada tahun ini baru masuk di kelas VII SMP juga tidak bisa merasakan masa orientasi dan bertemu teman-teman baru. Karena sejak awal kegiatan belajar mengajar memang dilakukan secara daring.

    Warga Kelurahan Nambangan Kidul ini mengaku sudah bosan belajar online di rumah. Selain tidak bisa bertemu teman-temannya, ia juga mengaku pembelajaran online membutnya boros kuota internet.

    “Kalau selama ini belajarnya lewat WhatsApp [WA] dan Google Class Room. Itu sebulan saya bisa membeli kuota internet sampai Rp100.000. Padahal sebelumnya tidak pernah sampai segitu,” ujarnya saat ditemui saat acara pembagian buku gratis oleh jurnalis Madiun di Masjid Al-Ikhlas, Kelurahan Nambangan Kidul, Sabtu (15/8/2020).

    Para Pendekar Diimbau Tidak Datang ke Padepokan Madiun Pada Malam 1 Sura

    Dia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan bisa segera masuk sekolah secara tatap muka. Fahri mengaku sudah kangen dengan suasana belajar di sekolahan.

    Cerita senada juga disampaikan Arroyan Vikri, 11, siswa kelas V SDN 1 Singosari, Kota Madiun. Vikri mengaku sudah bosan belajar secara online di rumah. Selama belajar di rumah, ia juga kerap dimarahi orang tuanya.

    “Saya sering dimarahi bapak dan ibu karena lebih banyak main-mainnya,” ujar dia.

    Sedangkan curahan hati orang tua murid di Kota Madiun terkait PJJ secara online sangat beragam. Seperti yang diutarakan Aisyah, warga Kelurahan Nambangan Kidul. Ia mengakui sangat kerepotan selama proses belajar daring. Karena dirinya harus mmebagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar dan mengerjakan tugas.

    “Kalau saya harinnya kan jualan online. Jadi kalau ada pesanan banyak, itu sangat kerepotan. Karena saya juga harus mendampingi anak belajat,” kata Aisyah.

    Selain itu, kuota internat juga semakin boros. Dia menyebutkan saat ini kebutuhan kuota internet sangat banyak. Sebelum PJJ diberlakukan kuota internet 1 GB bisa dua pekan, tetapi saat ini 1 GB hanya bertahan lima hari saja.

    “Untuk tugasnya kan disampaikan di WA. Kemudian juga harus nonton tayangan di YouTube,” kata dia yang anaknya baru kelas II SD ini.

    Aisyah berharap sekolah bisa segera dibuka dan anak-anak bisa kembali lagi belajar di sekolahan.

    Orang tua siswa lainnya, Vitri Arena, mengatakan dirinya harus mendampingi anak dalam belajar selama pembelajaran online dilakukan. Selama belajar online, anaknya sering kali tidak patuh pada perintah orang tua. Hal itu biasanya yang membuat naik pitam kepada sang anak.

    Seperti yang diutarakan Aisyah, Vitri juga menuturkan kebutuhan yang mendesak saat ini adalah kuota internet. Biasanya dalam satu bulan, ia hanya membeli paket kuota 7 GB. Tetapi selama masa PJJ online, pengeluaran untuk membeli kuota internet semakin banyak.

    “Anak saya kan masih di PAUD. Itu setiap tugasnya dikirim ke WA. Tugas yang harus dikerjakan biasanya berupa video,” kata dia.

    Vitri menyampaikan selama masa pandemi Covid-19 masih terjadi, diharapkan tidak ada pembelajaran tatap muka di sekolah.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.