Harga Kedelai Impor Melejit, Perajin Tempe di Madiun Menjerit 

Pada Selasa (2/2/2021) ini, harga kedelai naik lagi menjadi Rp9.700 per kg. Padahal harga kedelai dalam kondisi stabil hanya sekitar Rp7.000 per kg.

Harga Kedelai Impor Melejit, Perajin Tempe di Madiun Menjerit  Para pekerja sedang memproduksi tempe bungkus daun di sentra industri tempe di Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Selasa (2/2/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Perajin tempe di Kota Madiun, Jawa Timur, menjerit karena harga kedelai impor terus melambung tinggi. Bahkan usaha mereka terancam bangkrut karena tidak mampu membeli bahan baku tempe berupa kedelai.

    Seorang perajin tempe di sentra industru tempe Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Tini, 57, mengatakan sudah sebulan terakhir harga kedelai mengalami kenaikan. Bahkan, Selasa (2/2/2021) ini, harga kedelai pun naik lagi menjadi Rp9.700 per kg. Padahal harga kedelai dalam kondisi stabil hanya sekitar Rp7.000 per kg.

    "Harga kedelai naik terus. Ini kenaikan tertinggi. Sudah tembus Rp9.700 per kg. Padahal biasanya cuma Rp7.000 per kg," kata dia saat ditemui di rumahnya, Selasa siang.

    Curah Hujan Tinggi, 1 Desa di Jombang Diterjang Banjir Bandang 3 Rumah Rata dengan Tanah

    Tini menuturkan setiap hari dirinya bisa memproduksi sebanyak 40 kg kedelai. Dia khusus memproduksi tempe jenis bungkus daun pisang yang per bijinya dijual dengan harga Rp200. Untuk satu kilogram kedelai bisa dibuat sekitar 70 bungkus tempe daun pisang.

    Sejak kedelai impor naik, dia pun memutar otak supaya modalnya tetap bisa diputar. Akhirnya, ia pun memperkecil ukuran tempe yang diproduksi. Menurutnya, memperkecil ukuran tempe menjadi jalan paling bijak karena jika menaikkan harga justru akan diprotes oleh pembeli.

    "Selama harga kedelai naik, ya ukuran tempenya diperkecil. Soalnya kalau harga dinaikkan, pembeli yang tidak mau," jelas dia.

    5 Makanan Ini Bisa Atasi Masalah Rambut Rontok

     

    Ugal-Ugalan

    Hal senada juga diceritakan Pono yang juga perajin tempe di kelurahan tersebut. Dia menyebut kenaikan harga kedelai saat ini terlampau ugal-ugalan. Menurutnya, kenaikan harga kedelai impor ini paling tinggi selama dirinya memproduksi tempe.

    Saat ini, pria berusia 55 tahun itu mengurangi jumlah produksinya. Dari yang sebelumnya mencapai 50 kg kedelai per hari, saat ini hanya mampu memproduksi dengan bahan baku kedelai 25 kg.

    Seperti Tini, Pono juga memperkecil ukuran tempe yang diproduksinya. Hal ini supaya dirinya tidak terlalu tekor selama harga bahan baku naik tinggi.

    Awas! 6 Kebiasaan Makan Malam Ini Bisa Memperpendek Usia Anda

    Dia mengaku tidak mungkin jika harus menaikkan harga tempe produksinya. Jika hal itu dilakukan, bisa-bisa pelanggannya tidak mau membeli tempe.

    "Saya memproduksi tempe bungkus plastik. Harganya ada yang Rp5.000 dan Rp4.000. Ini kalau harganya dinaikkan tidak mungkin. Makanya ukuran tempe yang diperkecil," terang dia.

    Pono menuturkan saat ini dirinya hanya bisa mempertahankan usahanya supaya tetap berproduksi. Meskipun saat ini pendapatan yang didapatkan sangat kecil sekali.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.