Hujan Datang Lebih Cepat, Petani Tembakau di Ponorogo Merugi Jutaan Rupiah

Seratusan petani tembakau di Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, merugi pada masa panen tahun ini.

Hujan Datang Lebih Cepat, Petani Tembakau di Ponorogo Merugi Jutaan Rupiah Kepala Desa Sendang, Taufiqurrahman, menunjukkan tembakau yang rusak, Selasa (16/11/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Seratusan petani tembakau di Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, merugi pada masa panen tahun ini. Hal ini karena hujan deras yang turun dalam sepekan terakhir.

    Kepala Desa Sendang, Taufiqurrahman, mengatakan ada sekitar 120 petani tembakau di desanya. Hujan yang turun selama sepekan terakhir membuat kualitas hasil panen tembakau menjadi jelek.

    Kondisi itu membuat tembakau milik petani yang sudah dirajang pun menjadi rusak dan tidak layak jual. Selanjutnya, tembakau yang rusak itu dibuang oleh petani.

    “Tembakau yang rusak itu dibuang dan digunakan untuk pupuk organik di lahan pertanian,” kata dia, Selasa (16/11/2021).

    Harga Minyak Goreng Naik, Curhatan Penjual Gorengan di Madiun: Saya Tidak Tega Naikkan Harga

    Taufiq menuturkan setiap petani rata-rata menjemur tembakau rajang sebanyak 4 bal dalam sekali jemur. Jumlah tersebut jika dijual bisa mencapai Rp5 juta.

    Seorang petani tembakau di Desa Sendang, Boyadi, mengatakan hasil panen tembakau tahun ini banyak yang rusak. Kerusakan tembakau ini disebabkan turunnya hujan yang tidak sesuai dengan prediksi para petani.

    “Hujan kan turun terus menerus. Tidak ada panas matahari. Padahal tembakau yang sudah dirajang kan ditaruh di tempat penjemuran,” kata dia.

    Boyadi menuturkan petani tembakau sangat bergantung pada terik matahari untuk mengeringkan hasil panennya.

    “Tembakau itu kalau sudah layu terus kena air pasti busuk dan akhirnya tidak laku dijual,” ujarnya.

    Waduh, Jalan di Ponorogo Ini Dipasangi Kijing dari Kuburan

    Dia mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena hasil panen tembakau tahun ini rusak. Tembakau yang rusak kemudian digunakan untuk pupuk organik.

    “Saya sekali menjemur tembakau rajang ini sekitar 3 bal, harganya bisa mencapai Rp4 juta. Padahal kita biasanya beberapa kali jemuran,” kata Boyadi.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.