INDUSTRI GULA : PTPN XI Mekanisasi Kebun, Otomatisasi Pabrik, Bagaimana Nasib Pekerja?

INDUSTRI GULA : PTPN XI Mekanisasi Kebun, Otomatisasi Pabrik, Bagaimana Nasib Pekerja? Ilustrasi PT Perkebunan Nusantara XI (ptpn-11.com)

    Industri gula Jatim yang dikelola PTPN XI melangkah mantap menuju modernisasi melalui mekanisasi di kebun tebu dan otomatisasi di pabrik gula.

    Madiunpos.com, SURABAYA — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI merealisasi program revitalisasi industri gula melalui mekanisasi di kebun tebu dan otomatisasi di pabrik gula. Bagaimana nasib pekerjanya?

    Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN XI M. Cholidi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (13/9/2015), mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan produktivitas SDM sejalan dengan adanya revitalisasi industri gula melalui mekanisasi di kebun tebu dan otomatisasi di pabrik gula itu.

    Upaya peningkatan produktivitas dilakukan PTPN XI melalui pengembangan kapasitas dan soft skill para karyawan. Langkah itu, menurut Cholidi, merupakan road map perseroan untuk lima tahun ke depan.

    "Kami berharap kapasitas SDM nanti sudah bisa disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan maju yang berbudaya korporasi karena beberapa tahun mendatang kami akan mengarah pada kompetensi, yang bisa mempengaruhi salary berdasarkan kontribusi pekerjaannya," jelasnya kepada.

    Ditargetkan dalam 2-3 tahun mendatang, perseoran sudah siap memulai menerapkan budaya korporasi berbasis kompetensi seiring dengan keinginan holding.

    Merata di 16 Pabrik
    Diakui Cholidi, selama ini soft skill kurang terperhatikan sehingga produktivitas karyawan masih rendah. Untuk itu pengembangan soft skill harus dipercepat secara merata di 16 pabrik gula yang dimiliki PTPN XI.

    "Soft skill, keterampilan, dan pengetahuan kurang terperhatikan, maka kami akan laksanakan lagi menjelang 2016 dan menunya akan sangat beraneka karena kebutuhannya juga sangat banyak," jelasnya.

    Adapun pengembangan keterampilan bagi karyawan misalnya dilakukan pada petugas operator mesin, pelaksana di masing-masing stasiun penggilingan pabrik, sampai karyawan di tingkat pimpinan, dan termasuk juga karyawan musiman sesuai dengan kapasitasnya harus selalu di-refresh menjelang awal giling tahun depan.

    Pengkaderan Dini
    Pengembangan dan pelatihan keterampilan tersebut juga merupakan langkah menggali potensi sejak dini dalam menyiapkan kader-kader pengganti para pejabat di masa yang akan datang.

    Apalagi, lanjutnya, belakangan gap generation mulai dirasakan dampaknya. Biasanya, ketika ada senior yang pensiun, penggantinya pun tidak otomatis langsung bisa mengambil alih pekerjaanya alias membutuhkan banyak waktu untuk belajar memegang kendali sesuai job description.

    "Pengganti masa depan harus dipotret sejak sekarang, sehingga ketika karyawan tersebut sudah kelihatan potensinya maka dia sudah bisa diakselerasi,” ujar Cholidi.

    Terlebih lagi, kata Cholidi, ke depan pabrik gula mengarah pada industri yang modern terintegrasi sehingga perlu ada pelatihan khusus bagi karyawan pabrik agar mampu menyesuaikan perkembangan teknologi dan mampu mengoperasikan mesin-mesin yang otomatis.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.