ISLAM NUSANTARA : Islam Nusantara sama dengan Islam Madinah, Moderat, dan Akomodatif

ISLAM NUSANTARA : Islam Nusantara sama dengan Islam Madinah, Moderat, dan Akomodatif Ilustrasi nyadran, sebagai salah satu akulturasi budaya Islam dengan Jawa.

    Islam Nusantara, istilah ini kembali menuai pro kontra setelah disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

    Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Sejumlah pihak menilai, gagasan Islam Nusantara yang menggema akhir-akhir ini dianggap mengada-ada. Tak jarang bahkan menilia itu bagian dari Islam liberal yang tak memiliki landasan hukum.

    Ulama dari Kota Madiun, KH Iskandar menilai, Islam Nusantara sebenarnya merupakan istilah untuk menyebut fakta keislaman mayoritas bangsa Indonesia. Menurutnya, Islam Nusantara itu bukan gagasan baru, melainkan sudah ada sejak ratusan tahun silam.

    “Sebab masuknya Islam di Indonesia memang tak serta merta mengubah tradisi yang ada di Nusantara. Melainkan, sangat akomodatif dengan budaya yang ada kala itu, maka disebutlah Islam Nusantara,” papar pengasuh masjid Agung Kota Madiun ini saat berbincang dengan Madiun Pos, Minggu (21/6/2015).

    Iskandar menegaskan, Islam Nusantara mungkin lebih tepat sebagai sebutan untuk membumikan nilai-nilai Islam yang moderat dan bercorak khas kultur Nusantara. Kenyataan ini sama persis ketika Islam masuk di Kota Madinah, di mana aneka suku, agama, dan kepercayaan di Madinah tidak serta merta menjadi Islam ala Makkah kala itu.

    “Islam Madinah itu contoh bagaimana Islam masuk ke daerah lain cukup akomodatif dengan budaya setempat. Bahkan, itu menjadi gambaran Islam yang damai dan rahmatallilalamin [rahmat bagi semesta alam],” paparnya.

    Iskandar menegaskan, sikap akomodatif Islam terhadap budaya lokal itu bukan lantas membuat Islam kehilangan identitasnya. Sebab, akomodatif tak berlaku pada hukum-hukum ibadah mahdhoh, seperti salat, zakat, haji, sedangkan pada urusan muamalah, hidup bersosial, berkebudayaan, tetap bisa berkembang sesuai kondisi zaman.

    “Islam saya ya Islam Indonesia, bukan Islam Timur Tengah, Islam Arab, Islam Eropa. Islam saya ya seperti yang saya rasakan selama ini, tetap moderat, menghormati agama lain, kepercayaan lain, menjaga budaya luhur bangsa, menjaga kerukunan, dan Kesatuan Negara Indonesia,” paparnya.

    Seperti diketahui, istilah Islam Nusantara ini kembali mengemuka setelah Presiden Jokowi mengemukakan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. Istilah tersebut sebenarnya bukan hal baru, sebab organisasi Nahdhatul Ulama telah memunculkan gagasan itu sejak lama untuk menggambarkan Islam Tanah Air dan pribumisasi Islam. Bahkan, dalam mukmatar ke-33 NU di Jombang, Jatim nanti, tema yang diangkat ialah Meneguhkan Kembali Islam Nusantara.

    KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.