#Kamis Misteri: Kisah Mistis yang Menyelimuti Keindahan Gunung Lawu

Gunung Lawu menyimpan banyak kisah mistis, salah satunya adalah pasar setan.

#Kamis Misteri: Kisah Mistis yang Menyelimuti Keindahan Gunung Lawu Gunung lawu dan cerita mistisnya. (phinemo.com)

    Madiunpos.com, MADIUN – Gunung Lawu  terletak di antara tiga kabupaten yaitu  Karanganyar, Ngawi, dan Magetan. Gunung yang memiliki ketinggian 3.265 mdpl ini berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Gunung Lawu sudah tidak asing lagi bagi para pendaki. Pendakian Gunung lawu dapat melalui 3 jalur. Melalui Cemoro Kandang di Blumbang Tawangmangu, dan dan Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jateng; serta Cemoro Sewu di Magetan, Jatim.

    Dengan segala keindahannya, Gunung Lawu menyimpan sebuah misteri di dalamnya. Seperti yang diungkap oleh kanal Youtube @Utug-Utug. Unggahan pada 19 November 2017 itu berjudul “Suara Gaib Pasar Setan di Gunung Lawu, Mending Kabur Atau..” menceritakan tentang misteri yang menyelimuti Gunung Lawu.

    Selain sebagai tujuan pendakian, Gunung lawu kerap didatangi masyarakat yang percaya akan kegiatan-kegiatan supranatural. Karena begitu banyak cerita yang menyelimuti gunung yang dijuluki Gunung 1001 Kisah itu. Gunung Lawu juga mendapat julukan pakunya Pulau Jawa.

    Jalur pendakian melalui Candi Cetho diyakini yang paling banyak memiliki kisah mistis. Jalur ini adalah pintu masuk utama ke Gunung lawu dibandingkan Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Bila dibanding jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, jalur Candi Cetho adalah jalur tercepat menuju puncak.

    Namun, Candi Cetho memiliki jalur yang paling ditakuti. Selain karena mistis, jalur ini cukup terjal untuk dilewati karena terdapat banyaknya cekungan. Selain itu jalur ini yang paling sering berkabut, yang membuat pendaki bingung hingga akhirnya tersesat.

    Misteri tentang pasar setan di jalur ini sudah tidak asing lagi bagi pendaki. Jalur ini sebenarnya sabana luas yang ditumbuhi ilalang. Di tempat itu sejumlah pendaki mengaku pernah mendengar suara riuh layaknya di pasar bahkan ada yang menawarkan barang-barang. Konon ketika mendengar suara tersebut, pendaki harus membuang sesuatu layaknya sedang bertransaksi jual beli di pasar.

    Buang Koin

    Cerita lain diungkapkan oleh seorang pendaki Gunung lawu. Dia menceritakan bahwa jika melewati jalur tersebut dan mendengar suara seperti memanggil, maka dia harus membuang koin dan mengambil sesuatu dari tempat tersebut layaknya transaksi jual beli.

    “Kalau dengar suara seperti orang memanggil, harus membuang koin di situ lalu mengambil sesuatu dari tempat tersebut seperti batu kemudian dibawa turun. Tapi, jangan dibawa pulang,” jelas Wita, seorang pendaki, saat  dihubungi Madiunpos.com, Kamis (3/9/2020).

    Salah satu tokoh yang paham seluk beluk tentang Lawu itu tak menampik gunung ini penuh misteri. Sampai sekarang Gunung lawu belum terungkap jati dirinya.  Contoh paling nyata adalah tidak pernah ditemukan nya kuburan Eyang Lawu dan Sunan Lawu sampai sekarang.

    Selain misteri tentang pasar setan di jalur Candi Cetho, yang tak kalah mistisnya adalah tentang burung jalak misterius yang bernama Kyai Jalak Lawu. Bila biasanya jalak lawu berwarna hitam, khusus burung jalak misterius itu berwarna gading. Burung Kyai Jalak Lawu sering muncul sebagai penunjuk jalan bagi pendaki yang tersesat.

    Di Gunung Lawu juga kerap muncul kupu-kupu hitam dengan bulatan besar berwarna biru mengkilap di tengah kedua sayapnya. Jika pendaki melihat kupu-kupu tersebut adalah pertanda bahwa kehadiran pendaki disambut baik oleh penjaga Lawu. Namun jangan pernah mengganggu, mengusir atau bahkan membunuh kupu-kupu tersebut.

    Pantangan lain di Lawu adalah pendaki dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau daun dan dilarang mendaki puncak Lawu dengan rombongan berjumlah ganjil. Yang ditakutkan nantinya tertimpa kesialan.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.