Karena Porang, Muncul Lagi Desa Jutawan di Madiun, Warganya Bisa Beli Mobil dan Perbaiki Rumah

Warga Desa Bodag, Kecamatan Kare, mendadak jadi jutawan karena porang.

Karena Porang, Muncul Lagi Desa Jutawan di Madiun, Warganya Bisa Beli Mobil dan Perbaiki Rumah Ahmad Yani, 30, petani porang dari Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, menenteng umbi porang dengan berlatar mobil yang baru dibelinya saat musim panen porang tahun ini, Selasa (19/10/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Sejak umbi porang ramai ditanam di Kabupaten Madiun ternyata berdampak pada perekonomian masyarakat setempat. Muncul desa-desa jutawan karena warganya memiliki penghasilan jutaan rupiah dari menanam porang.

    Seperti di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, yang menjadi kampung jutawan karena porang. Selain itu, juga ada Desa Bodag, Kecamatan Kare. Di desa ini, ada 120 orang yang menanam porang.

    Warga desa setempat sebenarnya sudah menanam porang sejak beberapa tahun lalu. Namun, baru merasakan manisnya hasil porang pada tiga tahun terkahir. Hal ini setelah porang booming.

    Sejak porang ini menjadi ramai, para pemuda di Desa Bodag juga sebagian besar beralih menjadi petani porang. Mereka menanam porang di lahan pribadi hingga lahan milik Perhutani.

    Petani porang dari Desa Bodag, Ahmad Yani, 30, mengatakan dirinya sudah menanam sudah 10 tahun terakhir. Dia mengaku sempat merasakan umbi porang yang hanya laku dijual Rp1.000 per kg. Namun, sejak beberapa tahun terakhir harga porang berangsur naik.

    Masa Tanam Porang, Harga Kotoran Ternak di Madiun Naik 100%

    Ahmad mengaku senang menjadi petani porang. Dengan luasan sekitar dua hektare, dia mampu menghasilkan puluhan juta rupiah dalam sekali musim.

    “Musim panen tahun 2021 ini, saya bisa mendapatkan uang senilai Rp80 juta,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com di rumahnya, Selasa (19/10/2021).

    Dari penghasilannya menanam porang ini, Ahmad mengaku tahun ini bisa membeli satu unit mobil impiannya seharga sekitar Rp80 juta.

    Sedangkan hasil panen tahun lalu, lanjutnya, bisa digunakan untuk memperbaiki rumah. Untuk memperbaiki rumah itu, diperkirakan membutuhkan uang yang mencapai puluhan juta rupiah.

    Porang Varietas Madiun-1 Banyak Diburu, Penyedia Benih Kewalahan

    Ketua Kelompok Petani Porang Desa Bodag Kecamatan Kare, Wawan Budianto, 33, mengatakan tanaman porang memang sudah mengubah kehidupan perekonomian masyarakat di desanya. Awalnya petani porang di desanya bisa hanya puluhan orang, tetapi saat ini mencapai 120 orang yang menanam porang.

    Dari 120 petani itu, kata dia, lahan yang ditanami porang di desanya mencapai 60 hektare. Untuk masing-masing petani menggarap antara setengah hektare sampai dua hektare lahan.

    “Banyak yang nanam porang ya tiga tahun terakhir lah. Setelah porang ramai. Banyak warga yang mencoba menanam porang,” kata dia, Selasa.

    Ahmad Yani, 30, petani porang dari Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, menenteng umbi porang dengan berlatar rumah yang berhasil diperbaiki menggunakan hasil panen porang, Selasa (19/10/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Wawan menuturkan sebagian besar petani yang menanam porang ini merupakan pemuda. Mereka tertarik untuk menanam porang karena memiliki hasil yang menguntungkan.

    Sebelum porang ramai, kata dia, petani di desanya hanya menanam lahan dengan jagung dan ketela. Saat panen harganya pun sangat murah.

    “Sebelumnya ditanami jagung dan ketela. Ya pikirnya dari pada tidak ditanami. Tapi setelah tahu porang, mereka beralih bertanam porang,” katanya.

    Setelah banyak warga desa yang menanam porang, Wawan mengklaim kondisi ekonomi masyarakat setempat ada peningkatan. Hal itu ditandai dengan sejumlah warga yang mampu membeli mobil dan memperbaiki rumah dari hasil panen porang.

    Hasil Menjanjikan, Jokowi Minta Porang Tak Diekspor dalam Bentuk Mentah

    “Ya bukti yang nampak itu mereka membeli mobil dan memperbaiki rumah setelah panen porang,” ujarnya.

    Dia menjelaskan menanam porang sejauh ini menguntungkan. Meskipun harga umbi produksi porang mengalami penurunan harga. Menurutnya, panen porang itu ada tiga macam, umbi porduksi, umbi bibit, dan katak.

    “Kalau umbi produksi harganya turun. Kan masih ada umbi bibit dan katak. Sejauh ini masih menguntungkan dan menjanjikan,” jelas Wawan.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.