Keren! Gadis Cantik Asal Madiun Ini Terpilih Jadi Duta Anti Narkoba Jatim

Evy Mardika tidak menyangka bisa menjadi juara II dalam ajang Duta Anti Narkoba tahun 2020 yang diselenggarakan Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN) Jawa Timur.

Keren! Gadis Cantik Asal Madiun Ini Terpilih Jadi Duta Anti Narkoba Jatim Evy Mardika menjadi juara II dalam ajang pemilihan Duta Anti Narkoba yang diselenggarakan GPAN Jatim, Minggu (13/9/2020). (Istimewa/Evy Mardika)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Evy Mardika tidak menyangka bisa menjadi juara II dalam ajang Duta Anti Narkoba tahun 2020 yang diselenggarakan Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN) Jawa Timur. Gadis dari Kota Madiun ini berhasil menjadi yang terbaik kedua dari 350 peserta yang ikut ajang pemilihan Duta Anti Narkoba tersebut.

    Saat dihubungi Madiunpos.com, Kamis (17/9/2020), warga Jl. Trunojoyo, Kecamatan Taman, Kota Madiun ini menceritakan awalnya hanya iseng-iseng mengikuti pemilihan duta tersebut. Dia mengirimkan sebuah tulisan esai tentang kampanye anti-narkoba dengan menawarkan solusi kepada pengguna narkoba.

    Tak disangka, esainya itu menjadi jembatan bagi Evy untuk lolos sebagai peserta pemilihan Duta Anti Narkoba itu.

    “Saat itu, saya sudah rampung ngerjain skripsi. Bingung mau ngapain. Terus bikin artikel terkait anti narkoba untuk ikut ajang itu. Persayaratan administrasi juga saya kirim. Itu sekitar bulan Juni lalu. Ternyata saya masuk 50 besar,” katanya.

    PSHT Pusat Madiun Minta Aparat Kepolisian Segera Ungkap Pelaku Penyerangan Pesilat di Sukoharjo

    Gadis berusia 22 tahun ini kemudian menjalani karantina untuk mendapatkan pembekalan materi tentang public speaking hingga kepribadian. Setelah itu, seluruh peserta diminta untuk membuat rencana kerja kampanye anti narkoba. Hingga akhirnya ia lolos di 20 besar. Ada proses seleksi lagi dan Evy dinyatakan masuk 10 besar dalam ajang ini.

    “Karena saat itu sudah masa pandemi Covid-19 ya, jadi untuk pembekalan materi lebih banyak dilakukan secara virtual,” ujar putri dari pasangan Budi Setiono dan Lilis Sugiarti ini.

    Evy Mardika saat mempresentasikan tentang kampanye anti narkoba di hadapan juri grand final pemilihan Duta Anti Narkoba yang diselenggarakan GPAN Jatim, Minggu (13/9/2020). (Istimewa/Evy Mardika)

    Mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri ini berkeinginan untuk mengkampanyekan bahaya narkoba di kalangan remaja. Karena saat ini pengguna narkoba di kalangan remaja juga cukup tinggi.

    Selain itu, dia ingin membantu para pengguna narkoba untuk terbebas dari jeratan obat-obatan terlarang. Yakni dengan cara membawanya ke tempat rehabilitasi. Sehingga mereka bisa disembuhkan dan tidak lagi-lagi tergantung narkoba.

    “Saya ingin menyelamatkan para pengguna ini supaya bisa terbebas dari narkoba. Para pengguna narkoba ini hanya perlu rehabilitasi. Bukan penjara. Kecuali kalau pengedar, itu harus dipenjara,” tegas finalis ajang Kakang Mbakyu Kota Madiun tahun 2017 itu.

    Setelah proses pembekalan, Evy yang masuk dalam sepuluh besar pun ikut dalam grand final pemilihan Duta Anti Narkoba yang diselenggarakan di Surabaya pada Minggu (13/9/2020).

    Pada ajang pemilihan ini, kata dia, memang terasa sepi. Karena panitia memang membatasi jumlah penonton dan tidak ada kerumunan di area grand final. Hal ini terkait protokol kesehatan Covid-19.

    Antisipasi Klaster Kantor Pemerintah, Pegawai Luar Kota Madiun Boleh WFH

    “Jadi kemarin ya tidak seramai dulu pada waktu pemilihan Kakang Mbakyu. Karena memang tidak boleh ada pendukung,” ujarnya.

    Saat grand final tersebut, pengetahuan serta kemampuannya dalam memaparkan materi benar-benar diuji oleh juri. Tidak hanya mampu menjelaskan bahaya narkoba, tetapi kemampuan dalam public speaking juga menjadi penilaian.

    “Public speaking juga jadi penilaian. Karena saat terpilih jadi duta harus bisa menjelaskan kepada masyarakat terkait bahaya narkoba,” kata perempuan yang kini bekerja di Dinas Kominfo Kabupaten Kediri.

    Setelah presentasi dan memberikan penampilan maksimal. Tak disangka juri memberikan nilai yang cukup bagus dan menjadikannya sebagai peserta terbaik kedua dalam ajang pemilihan Duta Anti Korupsi 2020.

    Dengan terpilihnya sebagai duta ini, kata Evy, saat ini akan mulai merealisasikan gagasan-gagasan untuk menghentikan peredaran narkoba. Lantaran masih masa pandemi, dia pun mulai merancang program kampanye yang berbasis media sosial.

    Setelah terpilih dalam ajang ini, Evy bersama sembilan finalis lainnya pun dikontrak oleh GPAN untuk mengkampanyekan tentang bahaya narkoba.

    “Dengan terpilih sebagai duta, tentu saya bisa lebih luas untuk mengingatkan generasi muda untuk menjauhi narkoba,” kata Evy.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.