KISAH SEDIH : Bapak Ini Telantar Berhari-Hari Karena Kehilangan Tasnya, Inilah Perjuangannya Bertahan Hidup

KISAH SEDIH : Bapak Ini Telantar Berhari-Hari Karena Kehilangan Tasnya, Inilah Perjuangannya Bertahan Hidup Muhammad Ridwan, warga RT 004/ RW 005 Desa Balong Lor, Kecamatan Balong, Kabupaten Jember, telantar di Masjid Agung Kota Madiun. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

    Kisah sedih seorang bapak kehilangan tas beserta seluruh isinya cukup membuat iba. Ia berhari-hari bertahan hidup hanya berbekal pakaian dan celana yang melekat di tubuhnya.

    Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Muhammad Ridwan sama sekali tak menyangka perjalanannya menemui saudaranya di Kabupaten Wonogiri berujung pahit. Di tengah perjalanan pulang ke Jember, Jatim, sebuah musibah menimpanya. Tas beserta seluruh isinya raib ketika ia tinggal wudu di Masjid Agung Kota Madiun.

    “Saat itu, saya mengambil air wudu mau salat zuhur. Tas saya taruh di sini [serambi masjid]. Pas saya kembali, sudah enggak ada,” ujarnya mengisahkan kepada Madiunpos.com di Masjid Agung Kota Madiun, Senin (9/2/2015).

    Peristiwa itulah yang membuat bapak berputra lima ini hidup tanpa bekal di Kota Pecel. Ia telantar selama berhari-hari tanpa uang, tanpa pakaian salin, tanpa bisa berkomunikasi dengan sanak saudara di rumahnya RT 004/ RW 005 Desa Balong Lor, Kecamatan Balong, Kabupaten Jember, Jatim.

    “Keluarga pasti mencari saya. Karena, sampai lima hari belum pulang. Sementara, handphone juga hilang bersama tas saya,” ujarnya seraya menyebutkan uangnya di dalam tas yang raib senilai Rp650.000.

    Untuk bertahan hidup, Ridwan mencoba menawarkan punggungnya sebagai kuli kasar di pasar. Namun, pekerjaan kasar itu rupanya juga tak semudah yang ia bayangkan. Beruntung, ada sejumlah pedagang yang baik hati dan memberinya makan dan minum.

    “Saya juga dikasih baju salin ini oleh pengurus masjid. Karena baju saya sudah berhari-hari enggak salin,” paparnya.

    Pernah juga Ridwan menemui polisi dan mengadu soal kehilangan tasnya itu. Ia pun dikasih selembar surat keterangan kehilangan dari polisi.

    Semula ia berharap, dengan surat dari polisi itu bisa membantunya pulang naik bus tanpa bayar. Namun, sungguh malang nasibnya. Setelah ia naik bus dan surat keterangan kehilangan dari polisi itu diminta kondektur, ia langsung diminta turun di tengah jalan.

    “Kondektur bus enggak butuh surat kehilangan dari polisi. Dia butuh uang. Akhirnya saya diturunkan lagi. Dan saya kembali ke Masjid Agung lagi jalan kaki,” kisahnya.

    Hari keempat, selepas sembahyang Zuhur, Ridwan khusyuk berdoa. Dan doanya itu terkabul. Tanpa dinyana, seorang remaja, Cahya Arum, 20, yang ikut salat jemaah, tiba-tiba menemuinya dan memberinya uang Rp150.000 setelah bertanya tentang nasibnya itu.

    “Ini Pak uang buat ongkos pulang. Semoga sampai di rumah,” ujar remaja itu lalu meninggalkan bapak itu.

    Ridwan terharu bercampur aduk dengan rasa gembira. Ia membayangkan bisa lekas pulang, memeluk erat anak-anaknya, istri, dan cucunya di rumah.

    “Mas, terima kasih banyak. Semoga dapat imbalan Gusti Allah,” pekik lekaki itu dengan wajah sumringah. Ia pun bergegas meninggalkan masjid dan berjalan menuju ringroad Kota Madiun mencari bus jurusan Surabaya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.