KISAH TRAGIS : Eks TKI Asal Madiun Ini Lumpuh dan Tubuhnya Berlubang

KISAH TRAGIS : Eks TKI Asal Madiun Ini Lumpuh dan Tubuhnya Berlubang Mantan TKI, Mujiono, 46, warga RT 005/RW 002, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, mengalami kelumpuhan pada separuh tubuhnya. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Kisah tragis, mantan TKI asal Dolopo Madiun mengalami lumpuh dan tubuh berlubang.

    Madiunpos.com, MADIUN -- Mujiono, 46, warga RT 005/RW 002, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, hanya bisa terbaring dan duduk di tempat tidur di kamar berukuran 5 meter X 3 meter. Mujiono mengalami lumpuh di separuh tubuhnya dan pantat bagian kirinya berlubang hingga terlihat tulang ekornya.

    Mujiono saat ini tinggal bersama adik kandungnya, Sunyoto, di Desa Dolopo. Selama ini ia dirawat oleh adik dan istri adiknya. Sedangkan istri Mujiono, Sulami, hingga kini masih bekerja di Taiwan sebagai pembantu rumah tangga dan tidak pernah memberikan sepucuk kabar kepada keluarga.

    Kala itu, Rabu (1/3/2017) pagi, Mujiono hanya duduk di dipan dengan kasur yang sudah tipis di kamarnya. Mujiono hanya mengenakan kaus berwarna merah yang terlihat kusam dan warnanya memudar. Bagian pinggang hingga kemaluan hanya ditutup selembar kain.

    Hal itu karena ada luka di bagian pantatnya yaitu berupa lubang dengan panjang sekitar 5 cm dan kedalaman 10 cm. Lubang yang ada di pantat Mujiono dibiarkan terbuka. Hal itu untuk mempermudah saat buang air besar dan buang air kecil yang dilakukan di kamar tidur.

    "Saya tidak bisa ngapa-ngapain, sudah di tempat tidur saja setiap hari. Bagian pinggang ke atas masih bisa fungsi, tapi bagian pinggang ke bawah sudah tidak bisa berfungsi karena lumpuh," ujar Mujiono kepada Madiunpos.com, Rabu.

    Mujiono menceritakan kondisi kelumpuhan dan penyakit aneh yang menimpa dirinya terjadi setelah jatuh dari pohon melinjo pada 14 September 2011 silam. Saat itu, ia hendak mencari pakan ternak dan mengambil biji melinjo untuk dijadikan emping.

    Namun, saat itu ia terjatuh dari pohon melinjo itu dan tidak sadarkan diri. Akibat dari peristiwa itu, Mujiono dirawat di RSUD Soedono, Madiun selama sebulan lebih dan kemudian dioperasi oleh tim dokter.

    Infeksi

    Bukannya sembuh, justru kondisi tubuh Mujiono semakin memburuk. Hampir separuh tubuhnya tidak bisa digerakkan dan lumpuh. Sedangkan bagian pantat kirinya mengalami infeksi hingga berlubang.

    "Saya dioperasi sebanyak dua kali. Yang pertama gagal, terus yang kedua baru berhasil. Namun, kondisi saya ya masih seperti ini," ujar dia.

    Mujiono bercerita sebelum mengalami kelumpuhan, dirinya seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Ia bekerja sebagai TKI di negeri jiran itu pada 2002 hingga 2006 sebagai kuli bangunan. Setelah pulang ke kampung halaman, ia juga masih melanjutkan pekerjaannya sebagai kuli bangunan di wilayah Madiun.

    "Saat saya berangkat ke Malaysia, saya sudah menikah dengan istri, Sulami. Karena masalah ekonomi, saya bekerja sebagai TKI di Malaysia," kata dia.

    Namun, sejak dirinya mengalami kelumpuhan, istrinya tidak pernah pulang dari Taiwan. Ia juga tidak pernah mendapat kabar dari istrinya itu. Saat ini kebutuhan hidupnya sepenuhnya bergantung kepada adiknya yang bekerja sebagai security di salah satu perusahaan di Madiun.

    Untuk mengisi hari-harinya, kata Mujiono, dirinya terkadang membaca koran dan mendengarkan radio. "Saya cuma di atas tempat tidur sepanjang hari. Terkadang kalau mau keluar ya pakai kursi roda," kata dia.

    Adik Mujiono, Sunyoto, 31, mengatakan selama ini yang merawat Mujiono adalah dirinya. Sebelumnya, Mujiono tinggal di rumah sendiri yang ada di dekat rumahnya. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Mujiono dipindah ke rumahnya.

    Setelah dioperasi, kata dia, kondisi Mujiono memang tidak sembuh sepenuhnya. Sudah hampir tujuh tahun, Mujiono harus rutin melakukan kontrol di rumah sakit. Karena BPJS tidak bisa mengkaver seluruh kebutuhan biaya perawatan, sehingga dalam setiap bulan ia harus merogoh kocek sekitar Rp300.000 untuk menebus obat.

    Sunyoto menyampaikan merawat kakaknya tersebut memang ada kendala yang harus dihadapi, yaitu setiap hari ia harus membersihkan kotoran yang dikeluarkan Mujiono. Selain itu, Sunyoto juga harus rutin dalam membersihkan lubang di pantat kakak tertuanya itu.

    "Lubangnya harus rutin dibersihkan supaya bersih dan tidak dihinggapi belatung," kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.