Mengenal Ritual Sasahan PSHT yang Kerap Dianggap Mistis

Ritual Sasahan dalam pengesahan anggota baru PSHT kerap dinilai berbau mistis karena sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.

Mengenal Ritual Sasahan PSHT yang Kerap Dianggap Mistis Ratusan pesilat mengikuti prosesi pengesahan warga PSHT di padepokan pusat Kota Madiun, Kamis (20/8/2020) malam. (Istimewa/Pemkot Madiun)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Setiap malam 1 Sura atau 1 Muharram menjadi momentum spesial bagi warga perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Pada malam itu, PSHT menggelar acara pengesahan warga baru yang biasanya digelar di Padepon Pusat Kota Madiun dan di sejumlah cabang masing-masing.

    Dalam proses pengesahan anggora batu PSHT, ada ritual khusus yang harus dilakukan calon warga baru. Ritual itu disebut Sasahan. Sebagian orang menilai ritual Sasahan ini mengandung nilai-nilai mistis karena sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi calon warga baru. Syarat itu antara lain warga baru harus membawa uang koin Rp1.000 sebanyak 36, pisang raja, daun suruh, ayam jago, dan kain mori. Hal ini seperti yang dikutip Madiunpos.com dari makalah mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Orie Desnanda Saputra, berjudul "Filosofi Hidup pada Ritual Sasahan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate".

    Orie melakukan penelitian di salah satu perguruan PSHT di Ngawi, Jatim. Dari hasil penelitiannya, pada dasarnya apa yang ritual sasahan PSHT itu mempunyai pesan nonverbal yang disampaikan melalui simbol-simbol menggunakan benda.

    Kenapa Warga Baru PSHT Harus Bawa Ingkung Ayam dan Pisang Raja? Ini Jawaban Ketum PSHT Pusat Madiun

    Benda atau simbol yang dimaksud adalah pesan yang terkandung pada barang yang harus dibawa saat Sasahan. Masing-masing syarat mempunyai makna berbeda. Penjelasan ini dapat membantah bahwa ritual Sasahan PSHT mengandung unsur mistis. Berikut adalah makna-makna yang terkandung dalam barang syarat ritual Sasahan PSHT :

    1. Uang Koin

    Uang koin yang harus di bawa dalam ritual Sasahan PSHT adalah uang koin dengan nominal Rp.1.000. Jumlahnya pun harus sesuai dengan yang ditentukan yaitu 36. Tidak hanya itu, jenisnya pun harus sama, harus menggunakan uang koin Rp.1.000 keluaran terbaru.

    Uang koin di sini mempunyai arti sebuah mahar. Sama halnya seperti pernikahan, apabila seseorang ingin mempunyai istri secara sah maka dia harus menyerahkan beberapa uang mahar. Jumlahnya pun harus 36, dikarenakan untuk menebus 36 jurus yang sudah diberikan kepada calon anggota PSHT.

    Ratusan Pesilat Disahkan sebagai Warga PSHT di Padepokan Pusat Madiun

    2. Pisang Raja

    Pisang raja adalah salah satu syarat yang harus dibawa ketika akan mengikuti ritual Sasahan. Pisang raja sendiri mempunyai filosofi khusus bagi PSHT yaitu diharapkan calon anggota PSHT dapat menjadi raja bagi dirinya sendirinya maupun bagi orang lain.

    Raja yang dimaksud adalah seseorang yang dapat menempatkan diri di lingkungan yang berbeda dan dapat menjadi pemimpin yang mewarisi sifat keilmuan PSHT. Pisang juga dikenal sebagai buah yang dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok karena mengandung karbohidrat yang cukup banyak sehingga dapat menghasilkan tenaga yang cukup bagi tubuh. Dalam hal ini seorang anggota PSHT harus bisa menjadi manfaat bagi orang banyak.

    3. Daun Suruh

    Dalam ritual Sasahan PSHT tidak di sebutkan jumlah yang harus di bawa ketika membawa daun suruh, hanya membawa daun suruh secukupnya dan bentuk fisiknya yang masih bagus. Biasanya sebelum ritual Sasahan dimulai akan dilaksanakan sebuah tes yang bernama tes suruh. Tes suruh di lakukan untuk menemukan daun suruh dari masing-masing anggota yang “Temu Ros’e”.

    80.000 Orang Disahkan Jadi Warga Baru PSHT Pada Sura Tahun Ini

    “Temu Ros’e” adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menemukan cabang dari daun suruh yang bisa dipasangkan dengan daun suruh lain.

    4. Ayam Jago

    Ayam jago dikenal dengan ayam yang memiliki fisik paling kuat di antara jenis ayam lain. Ayam jago juga biasanya disebut sebagai ayam petarung karena sering digunakan untuk tarung ayam. Dalam hal ini PSHT menginginkan setiap anggotanya untuk mempunyai fisik yang kuat sehingga dapat mempertahankan dirinya ketika dibutuhkan.

    Satu bulan sebelum pelaksanaan ritual sasahan, setiap calon anggota PSHT  diwajibkan untuk mencari ayam jago yang sesuai dengan dirinya. Ayam jago tersebut selanjutnya akan dipelihara hingga pelaksanaan ritual sasahan tiba. Dalam proses pemeliharaan calon anggota PSHT harus bisa membuat jinak ayam jago tersebut. Dengan hal itu dapat dilihat bahwa masing-masing individu anggota PSHT mempunyai rasa kasih sayang yang tinggi kepada hewan dan
    belajar ilmu tentang kesabaran. Karena sejatinya memelihara hewan sampai ke tahap jinak itu tidaklah mudah.

    Anggota PSHT Situbondo yang Ditangkap Tembus 100, 56 Jadi Tersangka

    5. Kain Mori/Kafan

    Kain mori atau kafan ini digunakan sebagai sabuk saat anggota memakai Sakral, baju kebesaran PSHT. Ketika anggota PSHT menggunakan sabuk kain mori menunjukkan ia telah melewati proses ritual Sasahan dan telah mencapai tingkat satu dalam tingkat keilmuan PSHT.

    Kain mori digunakan selalu mengingatkan anggota PSHT akan kematian. Dengan adanya hal tersebut diharapkan setiap anggotanya mempunyai iman yang baik dalam berketuhanan dan mempunyai sikap yang baik dalam bermasyarakat.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.