Pantai di Banyuwangi Keluarkan ‘Darah’, Fenomena Apa?

Pasir di Pantai Grajagan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluarkan cairan berwarna merah.

Pantai di Banyuwangi Keluarkan ‘Darah’, Fenomena Apa? Tangkapan layar video pasir Pantai Grajagan, Banyuwangi, keluarkan darah. (detik.com)

    Madiunpos.com, BANYUWANGI -- Pasir di Pantai Grajagan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluarkan cairan berwarna merah. Cairan merah yang keluar dari pasir itu disebut-sebut seperti darah segar.

    Fenomena pasir mengeluarkan cairan merah itu divideo dan kini videonya tersebar di media sosial dan aplikasi perpesanan instan. Video itu berdurasi 28 detik.

    “Pantainya keluar darah ini. Bagaimana ini di Grajagan ini. Lautnya keluar darah,” kata perekam seperti dalam video yang dilihat detik.com, Selasa (3/8/2021).

    Di sisi yang lain, tampak pula air berwarna merah seperti darah muncul saat pasir digali beberapa sentimeter.

    Kejar Pembelajaran Tatap Muka, Pemkab Madiun Vaksinasi 17.400 Siswa SMP

    “Lah ini seperti darah segar. Apa karena ada nelayan yang bersihkan ikan? Tapi tidak mungkin sampai keluar darah merah banyak seperti ini,” tambahnya.

    Pengguna akun @andreli48 juga mengunggah video yang sama di Instagram. Sejumlah netizen menanggapi video tersebut.

    Biasanya warga merah pada perairan itu berasal dari populasi alga merah atau jenis plankton lainnya. Hanya sedikit pengetahuan,” tulis akun @caizataurora di dalam komentar.

    Iya di ilmu saints begitu. Bukan darah. Perubahan warna air laut menjadi merah itu terjadi karena ledakan populasi alga merah atau plankton lainnya secara berlebihan di perairan,” tulis akun @lestari_wendha.

    Video Pantai Grajagan mengeluarkan air merah seperti darah pun mendapat perhatian dari Dinas Perikanan Banyuwangi.

    Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudera, mengaku sudah memperoleh informasi terkait video tersebut.

    “Ini saya mau ke sana [Pantai Grajagan] untuk memeriksa. Bisa jadi fenomena itu karena ada alga atau plankton yang mati. Sehingga terjadi fenomena red tide. Informasinya baru di Pantai Grajagan saja. Di tempat lainnya belum ada,” kata Suryono yang dikutip dari detik.com.

    135 Kampung di Madiun Digelontor Paket Alkes untuk Lawan Covid-19

    Dia mengatakan fenomena air mirip darah biasa disebut red tide. Fenomena ini biasa terjadi saat perubahan musim. Hal tersebut karena perbedaan suhu di dasar dan permukaan laut.

    “Kayak gitu itu sering terjadi karena perubahan musim. Sehingga plankton mati. Ini terjadi karena up welling, yakni ada arus vertikal dari dasar laut menuju permukaan karena perbedaan suhu,” jelas dia.

    Lebih lanjut, dia menyebut fenomena red tide berbahaya bagi ekosistem biota laut. Sebab, fenomena itu biasanya mengeluarkan zat amonia yang mengakibatkan ikan-ikan di area tersebut mati.

    “Ini akan kita cek, karena khawatir kejadian itu mengeluarkan amonia. Ini bisa menjadi racun bagi biota yang ada di sana,” kata Suryono.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.