Pasar di Blitar Ditutup 3 Hari setelah Pedagang Meninggal karena Covid-19

Camat Nglegok, Aan Ernawanto, mengatakan laporan kematian dengan status konfirmasi positif satu pedagang pasar diterimanya pada Jumat (15/1) pagi.

Pasar di Blitar Ditutup 3 Hari setelah Pedagang Meninggal karena Covid-19 Pasar Ngentak di Blitar ditutup tiga hari setelah ada pedagang meninggal karena Covid-19. (Detikcom/Istimewa)

    Madiunpos.com, BLITAR - Pasar Ngentak, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, ditutup selama tiga hari setelah satu pedagang buah meninggal karena terinfeksi Covid-19. Keputusan ini diambil dari musyawarah pedagang.

    Camat Nglegok, Aan Ernawanto, mengatakan laporan kematian dengan status konfirmasi positif satu pedagang pasar diterimanya pada Jumat (15/1) pagi. Aan kemudian berkoordinasi dengan lurah setempat untuk menyampaikan masalah ini kepada pedagang pasar dan warga sekitar.

    "Dari hasil musyawarah pedagang dan warga sekitar, kami putuskan pasar ditutup sementara selama tiga hari. Mulai Sabtu (16/1) sampai hari ini, Senin (18/1)," jawab Aan saat dihubungi detikcom, Senin (18/1/2021).

    Bejat! Iming-imingi Internet, Pria di Ponorogo Setubuhi Bocah 8 Tahun

    Upaya sterelisasi dilakukan dengan menyemprot disinfektan, baik di dalam pasar maupun di ruko-ruko yang berada di luar bagian pasar. Selain itu, tracing dan testing pihak Satgas Covid-19 telah dilakukan di internal keluarga dan kontak erat di sekitar pasar.

    "Pedagang yang meninggal Jumat (15/1) itu statusnya positif Corona. Jadi pihak satgas yang melakukan tracing dan testing kepada keluarga dan kontak erat. Namun hasilnya belum kami terima. Mereka yang masuk daftar tracing, kami minta isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," tambah Aan.

    Data per Minggu (17/1), Kecamatan Nglegok masuk zona merah dengan jumlah pasien positif aktif mencapai 22 orang. Klaster keluarga masih mendominasi penambahan jumlah kasus baru di Kabupaten Blitar.

    Waspada! Gunung Semeru Masih Berpotensi Semburkan Awan Panas

     

    Klaster Keluarga

    Angka kematian yang tinggi, juga masih didominasi pasien positif dari klaster keluarga. Untuk itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar berupaya mensentralisir isolasi pasien positif tanpa gejala dalam gedung tersendiri, berpisah dengan keluarga induknya. Apalagi, jika di dalam keluarga itu ada manula, penderita komorbid, dan ibu hamil atau menyusui.

    "Ini gedung sentral isolasi di LEC penuh. Kami mohon, gedung isolasi di setiap kampung tangguh kembali aktif.

    Kami sangat membutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat. Kalau bukan anda yang memutuskan paparan virus ini, siapa lagi," pungkas Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti.

    Covid-19 Gejala Ringan, Begini Tips Tetap Aman Isolasi Mandiri di Rumah



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.